LINTASJATIM.com, Malang – Warga Malang dihebohkan fenomena langit membara. Hal ini membuat warga khawatir akan terjadinya bencana alam, karena diduga fenomena tersebut terjadi di atas gunung Arjuno-Welirang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut awan merah disertai kilatan merupakan jenis awan cumulonimbus.
“Untuk penjelasan terkait kilat, tidak ada kaitannya dengan Gunung Arjuno-Welirang. Namun, itu jenis awan cumulonimbus (CB),” kata Kepala Stasiun Klimatologi Malang, Anung Suprayitno.
Adanya awan cumulonimbus ini, imbuhnya, akan menimbulkan guntur atau petir. Apabila berada dekat dengan pusat awan, maka akan terdengar suara gelegar akibat dari petir yang terjadi.
“Awan cumulonimbus salah satunya menimbulkan guntur atau petir. Jika jaraknya dekat maka akan terdengar gelegarnya dan tampak pula kilatnya. Namun, jika jaraknya cukup jauh maka yang sampai ke kita hanya kilatnya saja,” jelas Anung.
Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan fenomena awan berwarna merah itu merupakan hal yang biasa terjadi.
“Fenomena langit kemerahan ini biasanya memang terjadi pada sore menjelang malam hari. Hal itu merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer. Warna awan dan langit menjadi merah itu dikarenakan adanya pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer. Jadi, biasan itu menghasilkan energi rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna merah,” papar Teguh.
Menurutnya, pada sore menjelang malam dari radar BMKG Juanda terpantau banyak pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi awan merah itu.
Awan Cumulonimbus adalah satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan petir. Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut.
“Masyarakat kami imbau untuk tidak panik. Tetap selalu memantau dan mencari informasi yang valid sehingga terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Teguh.