Oleh
Anita Agustin, S.Pd*
Bulan Rabi’ul Awal adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di bulan ini, kaum muslimin memperingatinya dengan penuh suka cita. Momen ini mengingatkan akan sosok Rasulullah yang begitu agung.
Tak hanya memperingati Maulid Nabi SAW dengan memperbanyak sholawat, namun juga berbagai ceramah digelar untuk kembali mengenang Kanjeng Nabi sekaligus mendorong setiap muslim mengambil teladan dari kehidupan beliau yang penuh hikmah.
Sebagaimana yang diadakan pada hari Minggu tanggal 1 November 2020 atau 15 Rabi’ul Awwal 1442 H. Sebuah Tabligh Akbar Virtual diselenggarakan bertajuk 7 Multi Perspektif Keagungan Rasulullah SAW. Kegiatan ini menghadirkan para asatidz dan pembicara dari berbagai level yang ingin coba mengurai keagungan Nabi SAW dalam berbagai sudut pandang
1. Perspektif Pengusaha
Sudut pandang yang pertama datang dari pengusaha. Ustad Muhammad Rosyidi Aziz seorang Founder Developer Property Syariah, menjelaskan bahwa Rasulullah adalah teladan kebaikan dalam semua urusan (bisnis, perdagangan, dan kekayaan).
Modal utama bisnis ala nabi yaitu pola ijarah (upah) dan pola mudharabah (bagi hasil). Zaman Rasulullah dalam berdagang tidak mengenal istilah bank yang di dalamnya terdapat unsur keuntungan sepihak.
Majunya usaha Rasulullah dalam hal perdagangan membuat Rasullullah kaya raya, namun Rasulullah tetap memilih hidup sederhana dan bersahaja. Kunci sukses bisnis ala nabi diantaranya Trust (kepercayaan) , Integrity (integritas atau kejujuran yang tinggi) , Capacity (kapasitas atau skill yang memadai) , dan Track Record (reputasi yang baik).
Dalam hal berdagang, Rasulullah berpesan, pertama, sebaik-baiknya harta adalah harta yang dimiliki oleh orang-orang yang salih, sebab bisnisnya adalah bisnis yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Seperti membangun sekolah Islam yang bebas biaya, membangun rumah sakit Islam yang tidak memeras rakyat, atau lain sebagainya. Bukan malah usaha yang dapat menjauhkan diri dari Allah Swt. seperti membangun diskotik, gedung bioskop atau sebagainya.
Berikutnya yang kedua adalah transaksi terbaik. Maksudnya hendaknya seseorang memudahkan dalam urusan jual beli. Ketiga, pengusaha muslim yang jujur, dan terpercaya maka kelak akan dikumpulkan dengan para Nabi dan syuhada di tempat yang paling istimewa yaitu surga.
2. Perspektif Rumah Tangga
Berikutnya dari perspektif rumah tangga, Ustad Iwan Januar seorang pakar parenting islami menjelaskan bahwa umat saat ini sangat hancur khususnya dalam masalah keluarga. Saat ini banyak sekali terjadi perceraian. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena kita tidak berpegang teguh kepada Allah Swt. Dalam urusan rumah tangga, Rasulullah saw memberikan contoh laki-laki diukur bukan dari fisiknya, namun dari akhlaknya.
Rasulullah memberikan contoh pola kepemimpinan dalam rumah tangga. Yang pertama menjadi pemimpin kaum wanita. Dalam hal ini Rasulullah saw meriayah, mengurusi dan melayani istri dalam urusan rumah tangga. Rasulullah juga sering membantu istrinya dalam hal urusan rumah tangga, beliau tidak pernah menyakiti hati istrinya, selalu berkata dengan kata yang halus.
Kedua, menciptakan suasana persahabatan dengan istrinya. Rasulullah selalu bercanda dan menghibur istrinya. Ketiga, menerapkan aturan Islam dalam rumah tangga, sehingga nantinya dapat membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah dengan menegakkan hukum syariat Islam di tengah-tengah keluarga.
Berbeda dengan saat ini, dimana kehidupan rumah tangga sangat jauh dari hukum syariat Islam. Sehingga banyak laki-laki yang menyakiti istri-istri mereka. Hal ini terjadi karena liberalisme telah tertanam dalam diri seseorang yang menjauhkan dirinya dari ajaran Islam. Keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat. Jika keluarga rusak, maka masyarakat akan rusak. Kaum laki-laki nanti akan dimintai hisab atas urusan keluarganya, maka contohlah Rasulullah saw.
3. Perspektif Perang Militer
Selanjutnya sudut pandang yang ketiga datang dari perspektif perang militer. Kyai Drs. Ihsan Abadi M.EI seorang pakar peradaban Islam, menjelaskan bahwa seseorang yang tidak mengikuti thariqah Rasulullah dalam menegakkan agama Allah adalah seorang pendusta. Rasulullah sebagai suri teladan dalam memimpin perang. Dalam setiap perangnya, Rasulullah selalu memimpin sendiri dengan mengikuti syariat Islam, sehingga Rasulullah memperoleh kemenangan.
Banyak sekali negara yang telah ditaklukkan oleh Islam. Rasulullah dapat membentuk keyakinan bagi kaumnya, yakin bahwa arah masa depan adalah benar, sekaligus menunjukkan jalan yang benar. Rasulullah juga dapat mengayomi, melindungi, dan memberikan rasa aman kepada masyarakatnya. Hal terpenting bagi seorang pemimpin adalah dapat dipercaya. Agar dapat menjadi orang yang dipercaya maka antara hati, perbuatan, dan pemikirannya harus sama.
Ustad Irfan Abu Naveed seorang penulis buku Balaghah Al-qur’an kemudian memberikan sudut pandang dari ulama. Beliau menjelaskan bahwa Allah menurunkan kepada Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tuntunan dalam halal dan haram yang diperlukan umat. Jelas bahwa tuntunan hidup umat Islam harus berlandaskan Al-qur’an dan As-Sunnah. Jadi, jika ada yang menistakan Rasulullah, maka ia sama halnya dengan menistakan Allah Swt.
Kita juga harus mencintai Nabi Muhammad SAW dengan tunduk dan patuh terhadap aturan Allah Swt. Seperti yang telah dicontohkan para shahabat. Abu Bakar Assiddiq RA berhijrah bersama Rasulullah ke Madinah. Ali Bin Abi Thalib RA menggantikan posisi tidur Rasulullah ketika kafir Quraisy mencari dan hendak membunuhnya. Mushab Bin Umair RA lebih memilih Islam daripada Ibunya, dan melindungi Rasulullah dalam perang Uhud.
4. Perspektif Komunikasi Publik
Berikutnya sudut pandang yang berasal dari perspektif komunikasi publik. Ustad Harun Musa, M.Kom seorang Pengasuh Kajian Siroh Shahabat Kaffah Channel, menjelaskan bahwa di dalam komunikasi ada 4 hal yang perlu diperhatikan yaitu komunikator, orang yang diajak berkomunikasi, pesan yang disampaikan dalam komunikasi, dan media/chanel yang digunakan dalam komunikasi.
Rasulullah menggunakan komunikasi yang sangat mudah dipahami dan kredibilitas beliaupun dipandang oleh umatnya. Rasulullah menyampaikan bahwa di dalam melakukan komunikasi prinsip pertama yang digunakan adalah kejujuran. Karena kejujuran dapat mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan dapat mengantarkan kepada surga. Hindarilah dusta, karena dapat mengantarkan pada keburukan yang mengantarkan pada neraka.
Kedua, menjaga kredibilitas dan otoritas yaitu yang diucapkan sama dengan yang dikerjakan. Ketiga, tegas dalam menyampaikan komunikasinya. Untuk itu wajib mencontoh keteladanan Rasulullah saw dalam berkomunikasi yaitu menjunjung tinggi kejujuran, menjaga kredibilitas dan otoritas, serta tegas dalam menyampaikan komunikasinya agar kita termasuk pada orang-orang yang salih. Terapkan komunikasi yang respect, empati, audibel, clarity (transparan) , dan rendah hati dalam situasi yang benar.
6. Perspektif Kepemimpinan
Sudut pandang yang keenam adalah dari perspekstif kepemimpinan. Ustad DR.N.Faqih Syarif H.M.Si seorang pengasuh kajian live Coach Kaffah Channel menjelaskan bahwa sifat dasar kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Rasulullah adalah, pertama, visioner yaitu memiliki keyakinan yang luar biasa.
Kedua, berkemauan kuat, ketiga, memiliki integritas yang tinggi yaitu berkomitmen dengan apa yang disampaikan. Keempat, amanah dan terpercaya, kelima rasa ingin tahu yaitu mau belajar dan mau mengajarkan, keenam, adalah berani. Terakhir memiliki skill yaitu mempunyai pandangan jauh kedepan, menguasai perubahan, memiliki kemampuan dasar organisasi, menguasai interdependensi, mempunyai standar integritas yang tinggi.
Untuk itu, jika kita ingin sukses dan ingin selamat dunia dan akhirat, orang yang wajib ditiru dalam setiap aspek kehidupan adalah baginda Rasulullah Muhammad SAW. Baik kepemimpinan dalam keluarga, dalam sosial, dalam politik, bahkan dalam negara. Cinta nabi cinta Rasul adalah cinta syariat.
7. Perspektif Kepemudaan
Sudut pandang yang ketujuh adalah dari perspektif kepemudaan. Ustad Hutri seorang pengasuh Kajian Smart Teens Kaffah Channel, menjelaskan bahwa Rasulullah sangatlah menghargai para pemuda. Sampai-sampai beliau minta tolong pada sahabatnya untuk senantiasa melindungi para pemuda. Walaupun miskin pengalaman tetapi pemuda kaya akan ketajaman pemikiran. Untuk itu, marilah kita balas kecintaan Rasulullah dengan cara meniru segala tingkah lakunya.
Demikianlah hikmah yang dapat kita petik dari keagungan Rasulullah SAW dalam berbagai perspektif. Semoga dengan ini, dapat menggerakkan hati kita untuk semakin mencintai Baginda Nabi SAW, meneladaninya, dan semakin semangat dalam dakwah Islam secara kaffah. Cinta kepada Rasulullah saw harus benar-benar dibuktikan dengan mencintai syariat yang dibawanya dan berusaha kita implementasikan dalam kehidupan umat. Wallahu’alam bisshowab.
Identitas Penulis
*Penulis adalah Praktisi Pendidikan.
_____________________
**Kolom merupakan Rubrik Opini LINTASJATIM.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word).
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com atau ke Wa Center
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.
**Redaksi berhak merubah judul untuk keperluan SEO (search engine optimization)