Buah Sekulerisme, Demi Perhiasan Pasutri Tega Perkosa dan Bunuh Siswi TK

Irma Setyawati, S.Pd.
Irma Setyawati, S.Pd.

Oleh
Irma Setyawati, S.Pd*

Sungguh tragis nasib yang di alami siswi TK di Dusun Plumpung, Desa Tanggulangin, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh pasutri yang merupakan tetangga korban sendiri. Motif pelaku kejahatan tersebut adalah untuk menguasai perhiasan korban karena terdesak kebutuhan ekonomi.

Bacaan Lainnya

Kian kemari perilaku manusia kian dekat dengan perilaku binatang, karena tak pernah menggunakan akal yang telah Allah SWT karuniakan atas dirinya untuk menimbang perbuatan yang hendak dia kerjakan itu baik atau buruk, halal ataukah haram.

Apa yang ada di depannya sekiranya bisa berpeluang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya secara materi maka akan dia ambil walaupun dengan cara sadis dan tidak berperikemanusiaan sekalipun. 

Inilah buah dari penerapan ide sekulerisme liberalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga seseorang ketika hendak berbuat apapun sudah tidak menjadikan lagi halal haram sebagai tolok ukur. 

Untuk itulah diperlukan peran negara untuk menumbuhkan nilai keimanan dan ketakwaan pada diri masyarakat secara sistematis. Negara dengan media massa yang di miliki bagaimana bisa mengedukasi masyarakat agar tumbuh keimanan  ketakwaannya. Bukan sekedar menayangkan sesuatu yang bernilai entertain saja. 

Dan melarang keras tayangan yang justru melemahkan keimanan dan ketakwaan serta memicu adanya tindakan sadis dan tidak berperikanusiaan. 

Selain itu negara juga perlu menjatuhkan sanksi yang tegas dan menejarakan terhadap orang orang yang melakukan kejahatan dan kekerasan. Sehingga hukuman tersebut mampu mencegah terjadinya kejahatan berikutnya.

Tentu negara tidak akan bisa menjalankan tugas tersebut dengan sempurna tanpa adanya peran masyarakat yang juga turut melindungi anak-anak dari kejahatan.

Masyarakat wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Ketika tampak ada potensi munculnya kejahatan, masyarakat tidak diam. Mereka wajib mencegahnya dan melaporkan pada pihak berwenang.

Masyarakat juga wajib mengontrol peranan negara sebagai pelindung rakyat. Jika ada indikasi negara abai terhadap fungsinya, maka masyarakat harus mengingatkan. Salah satunya fungsi mensejahterakan rakyat. Karena faktanya, keterdesakan ekonomilah rata rata yang menjadi penyebab seseorang nekat melakukan kejahatan. 

Tidak bisa di pungkiri, semenjak negeri ini menerapan  sistem sekulerisme liberalisme, masyarakat kian bebas berperilaku layaknya binatang, serta semenjak negeri ini menerapkan sistem ekonomi kapitalislah akhirnya  menyebabkan uang beredar hanya di kalangan para kapitalis (pemilik modal), sedangkan rakyat miskin semakin termiskinkan. 

Maka sudah seharusnya sistem sekulerisme liberalisme yang mewarnai sendi kehidupan masyarakt saat ini di buang sejauh jauhnya dan menggantinya dengan sistem yang datang dari Dzat Yang Maha Tahu kebaikan dan keburukan bagi manusia yaitu sistem Islam yang datang dari Allah SWT. 

Identitas Penulis
*Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan pendidikan.

_____________________

**Kolom merupakan Rubrik Opini LINTASJATIM.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word).
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.

Pos terkait