Filsafat realisme yang diintrodusir oleh Aristoteles, Francis Bacon, John Locke, dan Pestalozzi. Aliran ini lebih menekankan kegiatannya pada upaya pencarian kebenaran di alam semesta secara fisik. Dalam pendidikan kejuruan yang realistik, seorang peserta/siswa secara teratur dan berkesinambungan belajar ketrampilan tertentu untuk menjadi ahli dalam suatu pekerjaan.
Hal ini telah berlaku lama dalam dunia pendidikan kejuruan semenjak revolusi industri. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu aplikasi dari pemikiran filsafat ini. Siswa disiapkan dengan ketrampilan spesifik untuk mengisi lowongan pekerjaan di industri. Maka pendidikan yang tepat adalah siswa dibawa pada realitas yang ada di lapangan kerja.
Selanjutnya, Dewey yang memperkenalkan aliran pragmatisme mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses pengumpulan pengalaman pribadi dari seseorang yang berinteraksi dengan dunia. Pembelajaran harus memberikan pengalaman kepada peserta didik yang merefleksikan situasi dan lingkungan dunia kerja yang nyata.
Peserta didik dalam kegiatan belajar dianggap sebagai pribadi meskipun dalam konteks sosial. Kegiatan-kegiatan belajar dalam pendidikan pragmatik diupayakan secara ”hands on” dimana siswa mendapatkan pengalaman praktis, otentik dan kontekstual sesuai dengan pengalaman riil sesuai dengan praktik-praktik yang ada di masyarakat.
Ivan Illich merupakan tokoh-tokoh aliran reconstructionis dengan dua premis yaitu : Pertama, masyarakat perlu rekonstruksi terus menerus dengan selalu melakukan perubahan. Kedua, suatu perubahan sosial akan mengakibatkan dua hal yaitu: rekonstruksi pendidikan dan peran dari pendidikan dalam merekonstruksi masyarakat.
Tuntutan dunia kerja yang makin cepat berubah memerlukan kualitas tenaga kerja yang tidak hanya mernguasai bidang yang spesifik (realist), namun juga diperlukan kemampuan adaptif lain terkait dengan pengembangan potensi adaptif yang humanis (idealist). Dalam hal ini peran pendidikan idealis adalah mewujudkan pendidikan yang humanis dan holistik.
Pragmatisme mempunyai relevansi yang tinggi dalam pendidikan kejuruan untuk menumbuhkan kemampuan lulusan dalam berpikir kritis dan mengatasi permasalahan (problem solving) dalam kehidupannya.