OPINI: Membangun Kembali Persela Lamongan

Persela Lamongan
Persela Lamongan

Oleh:
Muhammad Adhif, S.Pd.*

Tulisan ini hadir sebagai refleksi sekaligus cermin dan cambuk bagi seluruh elemen pecinta Persela Lamongan dimanapun berada, bahwa dengan turunnya persela ke “kasta” Liga 2 tahun depan merupakan sebuah “alarm” yang telah menyala keras bahwa Persela membutuhkan “sentuhan” luar biasa dan menyeluruh agar keadaan ini tidak terjadi berkepanjangan.

Penulis juga sangat menyadari dan memahami betapa sedih yang luar biasa dimana seluruh elemen pecinta Persela harus melihat klub kebanggaannya untuk “sementara” menghilang dari kasta tertinggi persepak bolaan nasional.

Penulis memandang perlu adanya kedewasaan yang luar biasa demi untuk mencari titik temu atas apa yang sedang dialami Laskar Joko Tingkir ini, dalam hal ini Penulis akan diuraikan kedalam 8 Langkah progresif untuk (kembali) membangkitkan persela dari sekelumit problematika yang dialami dalam  8 langkah sebagai berikut:

1. Mengetuk Pintu Pengusaha Lamongan Yang Telah Sukses

Penulis meletakkan poin ini sebagai daftar teratas karena sangat yakin dan percaya banyak “arek-arek” Lamongan yang telah sukses di ibukota akan secara sukarela mengulurkan bantuannya asalkan mendapatkan penjelasan yang rasional oleh tim komunikator yang mewakili Persela dengan berbekal surat mandat yang jelas dan berkekuatan hukum sehingga para “arek-arek” Lamongan akan dengan senang hati mengulurkan bantuan, karena mendapatkan penjelasan yang clean and clear keadaan persela yang sesungguhnya, sehingga penulis berharap “tiang pendanaan” Persela dapat bertambah dari uluran tangan para “arek-arek” lamongan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap berkembangnya Persela.

2. Mencari “Roman Abramovich” Untuk Persela

Poin kedua dipandang sangat penting bagi penulis karena “investor” jika kelak nantinya Persela dikelola investor maka yang perlu dicermati adalah Persela harus berada di tangan yang tepat penulis menggunakan istilah “Roman Abramovich” nya Persela sehingga tidak hanya mengincar Persela sebagai ladang profit tetapi juga tetap berkomitmen untuk mengembangkan Persela seperti apa yang telah dilakukan Roman Abramovich di Chelsea terlepas dari keadaan terkini yang membelit taipan asal Rusia tersebut tetapi penulis melihat sepak terjang Abramovich dari awal membeli Chelsea benar-benar memperlakukan klub yang dikelolanya kompetitif hingga bertahun tahun karena dilandasi untuk mengelola klub secara sehat.

3. Menata Ulang Jajaran Manajemen

Poin ini menurut kaca mata penulis sangat vital untuk dimaknai secara seksama dan legowo agar kelak Persela berada” di tangan yang tepat” sehingga benar-benar dapat secara efektif dan efisien dalam menyikapi setiap dinamika perkembangan persela terkait finansial dan pembinaan pemain sebagai tulang punggung persela dalam mengarungi Kompetisi liga 2 di tahun mendatang.

4. Memperkuat Akademi Persela

Poin ini sangat perlu disadari untuk dilakukan menurut penulis karena dengan akademi yang kuat baik dari finansial maupun manajemen persela akan mendapat dua dampak positif sekaligus yaitu pemain akan memiliki sense of belonging atau rasa memiliki yang besar terhadap persela karena mereka lahir dan tumbuh dari “rahim” akademi persela sehingga daya juang mereka diatas lapangan akan luar biasa dan poin selanjutnya dengan akademi yang kuat persela tidak akan memiliki ketergantungan tinggi pada “pemain impor” dengan nilai kontrak fantastis karena memiliki “tunas muda” dari akademi yang siap di orbitkan ke tim Senior Persela.

5. Insentif Pajak Perusahaan Lokal Sponsor Persela

Poin ini menurut penulis layak di lakukan bagi perusahaan yang berada di bumi Lamongan, karena melalui insentif pajak pengusaha pasti akan berbondong-bondong menawarkan diri sebagai “sponsor” Persela karena pengusaha mendapat insentif pajak atas kesediaanya menjadi sponsor Persela, sehingga menurut penulis akan tercipta solusi win win solution antara pengusaha dan Persela, persela lancar secara finansial dan pengusaha berkurang beban pajaknya sebagai dampak langsung menjadi sponsor persela.

6. Re-Branding Persela

Hal ini dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan “artis lamongan” sebagai brand ambasador serta “menata ulang” Mess Persela ke tempat yang representatif sehingga interaksi pemain- suporter dapat terjadi disana serta menjalin kerja sama dengan brand lokal Lamongan sebagai penyedia apparel ( jersey, kaos kaki, sepatu) karena persela akan dapat menggerakkan ekonomi lokal dan sekaligus mengangkat brand lokal”naik level”.

7. Akses Putra Daerah Yang Potensial

Hal ini sangat signifikan implikasi terhadap gerak dan laju persela Lamongan karena putra daerah sudah barang tentu akan memiliki “pride” saat berseragam persela dan saat diberi kesempatan bertanding tentu akan berlipat meskipun dari segi nilai kontrak tidak bernilai “wah” tetapi karena adanya ikatan emosional sebagai putra daerah maka akan timbul semangat untuk memberikan segalanya sebagai “upaya bayar balik” terhadap tanah kelahiran.

8. Pelatih Lokal Yang Bertangan dingin

Dalam poin ini penulis memandang mengapa pelatih lokal? terdapat beberapa landasan berpikir sebagai berikut:

1. Tidak memerlukan adaptasi Budaya

Dengan pelatih lokal, pemain dan pelatih dapat langsung “turn in” dalam skema strategi bermain yang diinginkan pelatih karena berasal dari rumpun budaya yang sama.

2. Nilai kontrak Proporsional

Bukan menjadi rahasia bagi, “pelatih impor” Rata-rata bernilai kontrak fantastis sehingga akan sangat berpengaruh terhadap siklus finansial persela, tentu meskipun demikian pelatih lokal yang dipilih harus memiliki rekam jejak pembinaan pemain muda yang mumpuni sehingga dapat menyusun kekuatan skuad pemain yang dapat bersaing di level tertinggi.

3. Banyak Pelatih Lokal Lisensi AFC-A

Dalam perspektif penulis sangat diperlukan “nahkoda tim” Persela berasal dari pelatih grade A AFC, mengapa demikian, karena penulis beranggapan bahwa lebih baik persela membangun kekuatan dari awal dengan pelatih lokal mumpuni karena dengan” chemistri atau ikatan kerja sama yang berjenjang maka kekompakan tim dapat terjadi dalam waktu yang tidak lama, sehingga “corak bermain” Arek Lamongan dapat nampak dari sentuhan pelatih lokal lisensi A AFC.

Come on Joko Tingkir, Persela is me

Identitas Penulis
*Penulis adalah Alumni UNISLA Lamongan dan saat ini aktif melakukan pendampingan anak-anak usia muda untuk Lomba Bahasa Inggris Lokal dan Jawa Timur.


**Kolom merupakan Rubrik Opini LINTASJATIM.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word).
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com atau ke Wa Center
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.
**Redaksi berhak merubah judul untuk keperluan SEO (search engine optimization)

Pos terkait