Oleh
Untung Wahyudi*
Membaca adalah salah satu kegiatan yang mampu meningkatkan dan menambah pengetahuan manusia. Dengan membaca, buku khususnya, kita bisa mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui. Berbagai informasi dari pelosok negeri dan manca negara bisa kita akses lewat buku bacaan.
Ada banyak topik buku yang bisa kita baca. Dari tema pengetahuan, teknologi, ekonomi, kesehatan, atau buku-buku yang sifatnya hiburan seperti komik atau karya fiksi (novel dan kumpulan cerpen).
Namun, minimnya fasilitas bacaan, terutama bagi masyarakat di daerah, membuat kegiatan positif ini sulit terlaksana. Masyarakat lebih memilih bercengkrama bersama gawai dengan berbagai fasilitas teknologi yang semakin canggih. Butuh perjuangan keras untuk menumbuhkan minat baca masyarakat di tengah derasnya informasi dan kecanggihan teknologi saat ini.
Di beberapa daerah memang terdapat taman baca atau saung baca untuk masyarakat. Namun, kondisi yang memprihatinkan membuat sebagai saung baca tidak layak untuk dijadikan tempat kegiatan membaca buku. Perawatan yang kurang membuat saung baca tidak layak digunakan.
Hal ini yang terjadi pada saung baca milik warga di Desa Buaran Mangga, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten. Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap warga yang membutuhkan ruang membaca yang nyaman, Yayasan Erick Thohir memberikan bantuan berupa renovasi saung baca agar lebih layak untuk ditempati.
Warga sekitar mengakui, selama ini saung baca yang biasa digunakan warga sebagai tempat membaca dan berdiskusi kondisinya sangat mengkhawatirkan. Herdiana, salah satu tokoh masyarakat setempat menjelaskan, kondisi sebelum direnovasi, saung baca sering kebocoran saat musim hujan dan kepanasan saat kemarau. Kini, saung baca tersebut sudah bisa digunakan sebagai tempat membaca dan berdiskusi bagi warga.
Herdiana dan warga Desa Buaran Mangga turut merasakan manfaat dibangunnya saung baca tersebut. Mereka berharap, keberadaan saung baca bisa memancing minat baca masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak lagi buta informasi dan bisa mengetahui banyak hal yang terjadi selama ini. Informasi yang didapatkan masyarakat tidak hanya didapatkan lewat teknologi seperti televisi dan internet, tetapi juga lewat bacaan seperti buku atau surat kabar.
Antara Buku dan Gawai
Buku atau gawai? Pilihan sulit, memang. Tetapi, jika dua benda ini ditawarkan pada anak-anak zaman sekarang, tentu gawai lebih dipilih daripada buku. Kenapa? Di zaman serba teknologi seperti sekarang ini, rasanya sulit memisahkan anak-anak dari teknologi berupa gadget. Apalagi, saat pandemi datang dan mengharuskan anak belajar daring, mereka semakin akrab dan lekat dengan perangkat teknologi.
Bukan menafikan manfaat teknologi, tetapi seberapa besar pengaruh gadget pada daya pikir anak? Mengingat saat ini anak-anak memang sudah mulai asing dengan buku atau surat kabar. Tidak seperti pada masa belum marak teknologi, sekarang sulit menemukan anak-anak yang memiliki kecintaan pada buku.
Dibangunnya rumah atau saung baca di sejumlah daerah bisa jadi pilihan untuk mengalihkan hobi anak yang kecanduan teknologi, menjadi hobi membaca buku. Pada awalnya memang sulit membiasakan anak membaca. Tetapi, hal ini bisa dibiasakan sejak dini sehingga, anak bisa akrab dengan buku dan mulai mencintai bacaan untuk menambah informasi.
Selain sebagai tempat membaca, saung baca bisa menjadi sarana berkumpul dan berdiskusi tentang banyak hal, terutama yang berkaitan dengan informasi terkini. Baik tentang hobi, kreativitas, hingga tentang diskusi seputar kesehatan yang berhubungan dengan pandemi yang selama ini berdampak pada banyak sektor, termasuk kegiatan kemasyarakatan.
Dengan membaca buku, masyarakat akan lebih melek informasi dan pikiran semakin terbuka. Bisa menerima perbedaan dengan cara berdiskusi dan berusaha menumbuhkan kebersamaan dalam banyak hal di masyakarat.
Yang tak kalah penting adalah, bagaimana memulihkan masyarakat dari trauma kehilangan dan kematian yang selama pandemi mudah ditemui. Semoga pandemi benar-benar pergi dan masyarakat bisa beraktivitas normal kembali.
Identitas Penulis
*Penulis adalah lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya
**Kolom merupakan Rubrik Opini LINTASJATIM.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word).
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com atau ke Wa Center
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.
**Redaksi berhak merubah judul untuk keperluan SEO (search engine optimization)