Formulasi Solusi Riset dan Tugas Akhir di Masa Pandemi

Ilustrasi penelitian. (Shutterstock)

Oleh
Eka Resti Wulan*

Pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia memberi dampak signifikan pada sendi-sendi kehidupan, baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Bukan saja Indonesia, seluruh negara di dunia bahkan negara digdaya sekalipun seperti Amerika dan China kewalahan mengatasinya. Sejumlah kebijakan dijalankan mulai dari imbauan physical distancing, kampanye hidup sehat hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Bacaan Lainnya

Pemerintah kemudian mengambil kebijakan untuk mengalihkan perkuliahan tatap buka menjadi perkuliahan daring. Melalui Surat Edaran Nomor 302/E/E.2/KR/2020 tentang Masa Belajar Penyelenggaraan Program Pendidikan, secara khusus disebutkan penelitian tugas akhir selama masa darurat diatur baik metode maupun jadwalnya, disesuaikan dengan status dan kondisi setempat.

Dalam rilisnya, Pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof. Nizam secara implisit menganjurkan setiap PTN dan PTS tidak memberatkan mahasiswa yang menempuh tugas akhir. “Untuk karya tulis akhir tidak harus berupa pengumpulan data primer di lapangan atau laboratorium. Metode dan waktunya bisa beragam dan fleksibel sesuai bimbingan dari dosen pembimbing” demikian keterangannya.

Hal tersebut juga menjadi titik balik munculnya kebijakan dari sejumlah kampus seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang mengganti kewajiban menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan menulis artikel ilmiah.

Kebijakan Kemendikbud juga memberi angin segar khususnya bagi mahasiswa yang sedang resah mengerjakan tugas akhir. Padahal sebelumnya proses pengerjaan skripsi sempat terhambat karena tak bisa bertemu langsung dengan dosen pembimbing. Kini bimbingan dapat dilakukan via internet atau daring dengan memanfaatkan berbagai aplikasi komunikasi.

Pada kenyataannya, tidak hanya mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir, mahasiswa yang sedang menyelesaikan mini riset sebagai tugas mata kuliah juga terkena dampaknya. Bahkan dosen dengan salah satu tugas Tri Dharma, yaitu pelaksanaan penelitian, perlu memikirkan rencana strategis untuk menjalankan kewajibannya ini. Beberapa kendala praktek yang ada di lapangan perlu dicarikan solusinya.

Alih-alih menggunakan data primer yang sulit diperoleh karena work from home dan study from home, desain penelitian diubah dengan menggunakan data sekunder atau kajian pustaka. Tujuan penelitian otomatis akan berubah. Semacam daur ulang, data lama dimanfaatkan untuk memunculkan ide-ide baru.

Tak pelak lagi, peneliti perlu menggali dan menemukan permasalahan baru yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Penggunaan data sekunder juga dapat dilakukan dalam rangka verifikasi, refutasi, ataupun refinemen dari hasil penelitian yang sudah ada. Eksplorasi terhadap data sekunder dari perspektif yang lain juga sangat mungkin untuk dilakukan.

Solusi lain yang bisa dilakukan adalah dengan tetap menggunakan data primer dan memperolehnya secara daring. Tentunya google form menjadi semakin populer digunakan sebagai media untuk menyusun angket/kuisoner yang dengan mudah dibagikan pada lini sasaran penelitian.

Selain itu, tema penelitian terkait pembelajaran daring jarak jauh pada masa pandemi Covid-19 mudah diperoleh data primernya. Tidak mengagetkan pula jika tema ini akan memiliki peluang besar mendapatkan akses prioritas untuk diterbitkan pada berkala terindeks. Penelitian pada sektor pendidikan, sosial, budaya, atau yang lainnya memang perlu dipersiapkan untuk merambah pada konsep new normal, kehidupan yang digaungkan pasca pandemi Covid-19 ini.

Saat perpustakaan kampus dan sumber informasi fisik ditutup, maka dapat disiasati dengan memaksimalkan sumber literatur digital yang dapat diakses dengan mudah dan gratis. Beberapa sumber jenis ini dapat diperoleh dari OPAC (Online Public Access Catalog), e-journal, e-book, e-publication, online database, search engine & meta-search engine, atau sumber dari komunitas dalam bidang dan minat tertentu yang bisa diakses secara online. Pemilihan kata kunci yang tepat akan membantu kita menemukan literatur yang relevan dan mutakhir.

Pada akhirnya, kendala yang dihadapi di masa Pandemi tidak boleh menjadi alasan untuk stagnan dan pasrah. Justru melalui ujian virus Corona, banyak ruang kreativitas baru yang dapat diinisiasi. Dosen dan mahasiswa sebagai agen intelektual berada di garda terdepan menyiapkan solusi terbaik yang adaptif demi menyongsong persaingan global di masa depan.

Identitas Penulis
*Penulis adalah seorang dosen IAIN Kediri. Pernah mengajar selama tiga tahun di STKIP PGRI Lumajang dan selama itu berhasil dua kali memperoleh pendanaan penelitian dosen pemula dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Dikti. Saat ini aktif menjadi mitra bestrari dari jurnal nasional di bidang pendidikan matematika di Universitas Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang.

_____________________

**Kolom merupakan Rubrik Opini Lintasjatim.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word).
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.

Pos terkait