Khutbah Jumat 6 Juni 2025 Singkat Menyentuh Hati

ilustrasi nabi ibrahim as
ilustrasi nabi ibrahim as

Pertama, kita lihat bagaimana Nabi Ibrahim berkomunikasi dengan ayahnya, yang saat itu masih menyembah berhala, bahkan sebagai Profesi pembuat berhala.

Dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 42-47,

Bacaan Lainnya

اِذۡ قَالَ لِاَبِيۡهِ يٰۤـاَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَ لَا يُغۡنِىۡ عَنۡكَ شَيۡــًٔـا‏ ٤٢

Pada ayat tersebut, Nabi Ibrahim berbicara kepada ayahnya dengan penuh sopan santun, meskipun sang ayah menolaknya. Nabi Ibrahim menggunakan kalimat-kalimat yang lembut: “Wahai ayahku…”, bukan “Wahai orang tua keras kepala…”

Ini pelajaran penting bagi kita, terutama para anak muda. Orang tua kita mungkin tidak selalu sepemahaman, tidak selalu sempurna, tetapi sebagai anak, tugas kita adalah berbicara dengan hormat dan tetap menjaga adab.

Kedua, Nabi Ibrahim juga memberi contoh komunikasi yang baik dengan istrinya, Siti Hajar. Saat ia harus meninggalkan Hajar dan Ismail kecil di padang pasir tandus atas perintah Allah, ia tidak meninggikan suara atau bersikap kasar.

Siti Hajar pun bertanya dengan tenang, “Apakah ini perintah Allah?” dan Nabi Ibrahim menjawab dengan singkat dan penuh keyakinan, “Ya.” Komunikasi mereka singkat, namun saling percaya.

Ini contoh bahwa suami-istri harus punya kepercayaan dan saling pengertian. Tidak harus selalu berbicara panjang lebar, tapi cukup dengan hati yang saling memahami.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait