Pada semua bulan, kemudian dikhususkan pada 4 bulan haram, Allah telah menjadikannya sebagai bulan haram, mengagungkan kehormatannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut lebih berat, demikian juga amal sholih dan pahala menjadi lebih berlipat. Dianjurkan memperbanyak puasa sunnah dan amalan ibadah lainnya.
Ma’asyiral Muslimin,
Sayangnya banyak kaum Muslimin lalai dan tidak menyadari keagungan bulan ini. Kita sibuk dengan dunia, lupa bersiap menyambut Dzulhijjah dan Idul Adha, bahkan tidak menjaga bulan suci dzulqodah, dzulhijjah, muharram, dan rajab dari perbuatan kotor dan dosa.
Sebagai firman Allah dalam QS. Yunus ayat 7:
اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا وَرَضُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَاطْمَـَٔنُّوْا بِهَا وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنْ اٰيٰتِنَا غٰفِلُوْنَۙ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami”
Dalam Al Qur’an Surat Yunus ayat 7 dijelaskan bahwa orang yang lalai adalah orang yang tidak mengharapkan atau tidak percaya akan pertemuan dengan Allah Ta’ala, merasa puas dan tentram dengan kehidupan dunia, dan tidak memberi perhatian kepada ayat-ayat Allah Ta’ala.
Manusia adalah makhluk yang labil. Salah satu labilitas itu adalah sering lalai. Lalai terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, terhadap lingkungan, dan terhadap Tuhannya.
Lalai memang manusiawi, tapi jika lalainya sering dilakukan dan disengaja, ini sudah di luar batas kemanusiaan. Inilah lalai yang dilarang, yakni lalai yang sering dilakukan dan disengaja.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..