Khutbah Jumat Akhir Bulan Safar 23 September 2022 PDF Menyentuh Hati

ilustrasi menjaga kesehatan
ilustrasi menjaga kesehatan

Nikmat sehat bukan suatu kemewahan seperti emas dan perak. Tetapi menjadi mahal ketika kesehatan telah berubah menjadi sakit. Nikmat sehat merupakan mahkota tubuh, saat terbaring sakit, kita baru sadar bahwa kesehatan sangat berharga.

Orang yang mengabaikan kesehatan dirinya adalah orang yang menabung masalah untuk masa depannya.

Bacaan Lainnya

Pantas saja, dalam suatu hadits diriwayatkan:

 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ، اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: Nabi saw bersabda: Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (lalai) padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR al-Bukhari).

Dalam Mukhtashar Minhâjul Qâshidîn intisari kitab Ihya` Ulûmiddîn diriwayatkan, ada orang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang alim.

Lalu si alim berkata:  Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham? 

“Tidak,” jawabnya.

“Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” tanya ulang si alim.  

“Tidak,” jawabnya. 

“Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?,” lanjut si alim. 

“Tidak,” jawabnya. 

“Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” Si alim terus bertanya.

“Tidak,” jawabnya. 

“Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu?,” pungkas si alim.

Dari kisah tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa nikmat sehat atau kesehatan jauh lebih berharga dibanding uang yang banyak ataupun harta yang melimpah. 

Jamaah yang Dirahmati Allah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait