Khutbah Jumat 19 Agustus 2022 Tentang Kemerdekaan RI Menyentuh Hati

ilustrasi kemerdekaan nkri
ilustrasi kemerdekaan nkri

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلمِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

Bacaan Lainnya

أَمَّا بَعْدُ أَيُّهاَ اْلحَاضِرُوْنَ اْلمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Di kesempatan istimewa ini saya mengajak kepada diri sendiri dan jamaah yang dirahmati Allah SWT untuk meningkatkan takwallah. Yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang.

Apalagi masih dalam nuansa kemerdekaan, maka sudah selayaknya prestasi kita, terutama ibadah pribadi dan sosial bisa terus ditingkatkan.

Hadirin yang Berbahagia

Hakikat diciptakannya manusia adalah untuk menghamba kepada Allah SWT. Untuk tujuan ini pula Ia mengutus para rasul untuk menyeru kepada umat manusia supaya menunaikan kewajiban itu.

Tak hanya seruan untuk menyembah Allah, para rasul juga bertanggung jawab menjauhkan mereka dari ketundukan kepada selain Allah, termasuk kepada kesemena-menaan, penjajahan, penindasan, atau semacamnya.  

Misi para rasul tersebut tampak dalam surat an-Nahl ayat 36 sebagai berikut:

   وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Artinya: Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thaghut. (QS. An-Nahl: 36)

Secara bahasa, thaghut berakar kata dari thaghâ yang bermakna melampaui batas. Dalam Tafsir al-Quran al-Azim, Ibnu Katsir menafsirkan thaghut sebagai menyembah sesuatu selain Allah.

Menurut pakar tafsir Al-Qur’an Prof Quraish Shihab, thaghut mengacu pada segala macam kebatilan, baik dalam bentuk berhala, ide-ide yang sesat, manusia durhaka, atau siapa pun yang mengajak pada kesesatan. Ketika membahas surat An-Nahl ayat 36 itu, ia mengartikan thaghut sebagai “tiran yang merusak”.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait