Lebih jauh disampaikan bahwa menggunjing dan jenis dosa menulis yang lain justru dosanya lebih besar dan lebih langgeng. Sebab apa? Karena potensi jangkauan maksiat tersebut lebih luas, dan tidak akan bisa hilang dalam sekejap. Berbeda dengan ucapan, sekali disampaikan, langsung tidak ada bekasnya. Walaupun kebencian yang ditebar juga tetap berbahaya. Karena itu, baik melalui chat, telepon, video, sepanjang ada unsur menggunjingnya, hukumnya adalah haram. Keharaman ini berlaku baik menggunjing sesama muslim atau pun menggunjing non-muslim yang mereka tidak menyakiti kita.
Hadirin Rahimakumullah
Dalam bermedsos, di antara kita banyak pula yang menjadi silent reader atau pembaca pasif. Tidak pernah menuliskan status di Facebook, tidak pernah berkomentar di WA grup, namun aktif membaca ke sana kemari. Menjadi silent reader pun tak lantas terbebas dari jeratan ghibah. Sebagai silent reader, kita juga harus berhati-hati dalam memilih berteman, mem-follow atau men-subscribe siapa? Karena apabila kita salah memilih teman, berada pada grup yang keliru, men-subscribe orang-orang yang gemar menggunjing pihak lain, maka kita akan dengan mudah menjadi otomatis membaca berita gunjingan mereka.
Dalam konteks Medsos, apabila ada postingan yang arahnya membicarakan keburukan orang lain, segera pindah ke konten lain yang lebih bermanfaat. Jangan justru gunjingan tersebut dibaca sampai selesai. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS Al-Hujurat: 12).
Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ، وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ، لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ»
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya akan tetapi iman belum masuk kedalam hatinya, janganlah kalian mengghibahi kaum muslimin, dan janganlah pula mencai-cari aib mereka, sesungguhnya barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan mencari-cari kesalahannya, dan barangsiapa yang Allah mencari-cari kesalahannya maka Allah akan mempermalukannya meskipun ia berada di dalam rumahnya” (HR Abu Dawud).
Hadirin Rahimakumullah
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..