Khutbah jum’at berikut ini mengangkat tema “Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim AS”. Contoh teks khutbah singkat berikut menjelaskan bagaimana keluarga Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah SWT dengan taat dan Ikhlas.
Berdasarkan kisah tersebut kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran yang berharga yaitu bagaimana kita bersikap kepada keluarga termasuk anak dan istri.
Materi Khutbah ini ditulis oleh H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung. Khotib cukup download khutbah jum’at singkat PDF berukuran A4 dengan dua kolom.
KHUTBAH PERTAMA
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita memperkuat keimanan kita dengan taqwa, senantiasa berusaha menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah di manapun dan kapanpun kita berada.
Kaum muslimin rahimakumullah
Kisah kecintaan dan ketaatan nabi Ibrahim dan keikhlasan nabi Ismail AS kepada Allah merupakan kisah seorang ayah dan anak yang Sholih. Kisah dua orang manusia yang cintanya kepada Allah lebih besar, dari cintanya kepada diri sendiri. Bahkan nyawa pun ia korbankan untuk mendapat Ridlolloh. Ayah dan anak yang ketaatannya kepada Allah sangat total dan sempurna, sehingga tanpa ragu dan berfikir, segera menjalankan perintah Allah meski harus mengorbankan anak dan jiwanya sendiri.
Kisah nabi Ibrahim dan putranya ini, hendaknya menjadi teladan bagi kita para orang tua, dan menjadi teladan bagi kita para anak. Bagi kita para anak, hendaknya dapat menjadi penolong bagi orang tua kita dalam menjalankan perintah Allah, seorang anak juga harus berbakti kepada ibu dan bapak, mengamalkan perintah Allah:
Kita hendaknya selalu mentaati kedua orang tua selagi itu bukan perkara maksiat. Sebab, kemaksiatan tidak boleh dilakukan sekalipun itu perintah orang tua.
Al Imam Muslim, meriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam bahwa beliau bersabda:
“Sungguh hina, orang yang mendapati kedua orang tuanya ketika berusia lanjut; salah satunya atau keduanya tetapi tidak menjadikannya masuk surga (sebab berbakti kepada keduanya)” (H.R. Muslim)
Kaum muslimin rahimakumullah
Maksud hadits ini bahwa, barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tua khususnya ketika berusia lanjut dan lemah. Maka orang itu akan masuk surge dan mendapat keberuntungan di akhirat. Namun sebaliknya, Barang siapa yang melalaikan hal tersebut maka sungguh ia termasuk golongan orang-orang yang rugi serugi-ruginya. Banyak cara berbakti kepada orang tua, misalnya membantu bekerja, menafkahinya atau lain sebagainya. Dari Abdullah bin ’Umar, Rasullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ وَ سَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua dan murka Allah tergantung pada murka orangtua.” (HR. Tirmidzi)
Kaum muslimin rahimakumullah
Mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, hendaknya seorang ayah memegang tangan anaknya, dan membawanya pada jalan kebaikan, jalan hidayah dan keberuntungan, membawa mereka pada majlis-majlis ilmu agama. Sehingga orang tua akan dapat memetik buah yang sangat agung.
Orang tua hendaknya memperhatikan pendidikan agama Islam anaknya dan mendorongnya untuk berakhlak dengan akhlak yang mulia dan terpuji. Dengan demikian kelak, orang tua akan memanen apa yang sudah ditanamnya. Sang anak akan menjadi penolong bagi orang tua.
Ketika anak telah berumur 7 tahun, orang tua wajib mengajarkan dasar-dasar akidah kepadanya. Orang tua harus mengenalkan Allah dan rasul kepada anaknya, dengan mengajarkan kepada mereka sifat-sifat wajib bagi Allah. Orang tua harus menjelaskan kepada anak bahwa Allah mawjud (ada tanpa keraguan sedikitpun), Allah bersifat qidam (ada tanpa permulaan), Allah bersifat baqa’ (ada tanpa berkesudahan), Allah bersifat mukhalafatu lil hawaditsi (Allah tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan tidak satupun makhluk yang menyerupai Allah). Allah yang menciptakan manusia tidak menyerupai manusia, Allah yang menciptakan hewan dan tumbuhan tidak menyerupai hewan dan tumbuhan, Allah yang menciptakan cahaya, tidak menyerupai cahaya. Allah ada sebelum terciptanya tempat tanpa tempat, Allah ada sebelum terciptanya arah tanpa arah, Allah ada sebelum terciptanya Arsy tanpa Arsy, dan setelah terciptanya itu semua Allah tidak berubah tetap ada tanpa tempat, arah, langit arsy.
Sayyidina Ali radliyallahu anhu berkata:
Dengan demikian, kita harus ajarkan kepada anak bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah, tidak boleh mengatakan Allah ada di mana-mana, tidak boleh mengatakan Allah ada di atas langit atau bersemayam atau duduk di atas Arsy.
Kaum muslimin rahimakumullah
Sebagai orang tua kita juga wajib mengajarkan kepada anak bahwa Muhammad bin Abdullah adalah hamba dan utusan Allah kepada seluruh manusia dan jin. Beliau dilahirkan dan diangkap menjadi Nabi di Makkah, kemudian hijrah ke Madinah, meninggal dan di makamkan di Madinah. Beliau adalah nabi terakhir tidak ada orang yang diangkat menjadi nabi setelahnya. Semua berita yang beliau sampaikan adalah benar adanya, beliau tidak pernah berbohong. Semua yang beliau beritakan telah terjadi, benar-benar telah terjadi. Semua yang beliau kabarkan tentang sesuatu yang akan terjadi baik di dunia, alam barzakh maupun di akhirat pasti akan terjadi. Semuanya wajib kita benarkan dan imani.
Kaum muslimin rahimakumullah
Ketika anak berumur tujuh tahun, kita juga wajib memerintahkan mereka shalat dan mengajarkan hukum-hukum yang terkait dengan sholat, seperti wudlu, mandi wajib, rukun shalat, hal-hal yang membatalkan shalat dan lainnya. Kita juga wajib mengajarkan kepada mereka dasar-dasar hukum yang nyata (berbohong itu haram meskipun bercanda, mencuri itu haram, berzina itu haram, berjudi itu haram, minum-minuman keras itu haram, memukul tanpa hak itu haram dan seterusnya).
Kaum muslimin rahimakumullah
Dalam mendidik anak kita harus memperhatikan dua prinsip:
Prinsip yang pertama adalah pembiasaan
Anak dibiasakan untuk shalat, berjama’ah di Masjid atau Mushalla. Hari Jum’at anak diajak ke Masjid. Anak dibiasakan membaca al Qur’an di rumah. Anak jangan dibiasakan hidup mewah, karena akan sangat berbahaya, kalau anak sejak kecil dibiasakan hidup mewah nanti kalau mereka besar, yang akan dia kejar bagaimana saya harus hidup mewah apapun caranya.
Anak dibiasakan baca al Qur’an, baca tahlil karena kalau tidak dari kecil kita biasakan, kita akan kehilangan mereka, ketika kita butuh, ketika kita sudah di kubur apa yang kita butuhkan?… Istighfar dari anak- anak kita, bacaan al Qur’an dari anak-anak kita, kiriman amal shalih dari anak-anak kita. Kalau dari kecil anak kita, kita biasakan tiap malam nonton TV, tidur di depan TV, begitu melek di depan TV, apa yang akan mereka lakukan ketika kita meninggal? Nonton TV, main Game, main play station, mereka tidak akan baca al Qur’an untuk kita, mereka tidak akan beristighfar untuk kita.
Kaum muslimin rahimakumullah
Prinsip yang kedua adalah pengawasan
Pengawasan ini perlu sekali, apalagi pergaulan sekarang sangat rawan dan membahayakan, kalau tidak diawasi tahu-tahu anak kita tertangkap polisi (karena menjadi teroris atau karena narkoba). Kalau tidak diawasi tahu-tahu anak kita berbeda paham dengan kita, akhirnya menjauh dari kita dan bahkan memusuhi kita. Jagalah anak-anak kita dari paham-paham diluar Ahlussunnah yang sekarang menjamur di masyarakat kita, seperti Wahhabi yang mensyirikkan setiap orang yang tawasul, tabaruk dan ziarah kubur; Hizbul Ihkwan yang mengkafirkan semua orang yang tidak berhukum dengan hukum Islam meski dalam satu masalah; Hizbut Tahrir yang tidak beriman terhadap qadho qadar dan adanya adzab kubur. Orang tua harus mengawasi anak-anaknya, awasi siapa teman-temannya, awasi tiap hari aktivitasnya apa, kalau perlu diingatkan, ingatkan. Kalau perlu dikerasi, kerasi. Karena kalau tidak, kita akan kecolongan dan akhirnya kita sendiri yang merugi.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْن عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ .
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ