Debat Terbuka Jelang Konfercab, PAC Waru Cetak Pemimpin Muda NU

Debat Terbuka Jelang Konfercab PAC IPNU-IPPNU Waru, Sidoarjo.
Debat Terbuka Jelang Konfercab PAC IPNU-IPPNU Waru, Sidoarjo.

LINTASJATIM.com, Sidoarjo – Menjelang Konferensi Anak Cabang (Konfercab), Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Waru menggelar debat terbuka bertajuk ‘Sarasehan Calon Ketua’, Sabtu (27/7/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Kecamatan Waru ini diikuti oleh seluruh kandidat ketua PAC yang telah lolos seleksi.

Bacaan Lainnya

Debat terbuka ini dihadiri perwakilan dari setiap Pimpinan Ranting dan Komisariat di bawah naungan PAC Waru. Tujuannya tak hanya memberi ruang bagi para calon menyampaikan visi dan gagasan, tapi juga sebagai bagian dari kaderisasi dan pematangan calon pemimpin muda Nahdlatul Ulama di Waru.

Ketua PAC IPNU Waru, Farid, menjelaskan alasan penggunaan istilah ‘sarasehan’ untuk mengganti kesan kaku dan menegangkan dari kata ‘debat’.

“Kalau disebut debat, kesannya menyeramkan, apalagi kader kita masih berusia 19 sampai 22 tahun. Dengan menyebutnya sarasehan, suasananya jadi lebih bersahabat dan nyaman,” ujarnya.

Farid menambahkan, format debat terbuka ini mulai diterapkan dalam dua periode terakhir. Sebelumnya, diskusi antar calon lebih banyak dilakukan secara tertutup karena minimnya kepercayaan diri.

“Dulu, para calon jarang tampil terbuka. Kini kami ingin para kader berani menyuarakan gagasannya secara langsung, sebagai bagian dari proses belajar kepemimpinan,” tambahnya.

Sebelum tampil di forum sarasehan, para calon harus melewati proses seleksi yang ketat. Sistem pencalonan dibuka secara terbuka, namun tetap mengacu pada persyaratan administratif.

Ketua PAC IPPNU Waru, Ayunda, menjelaskan bahwa usia maksimal untuk mencalonkan diri adalah 22 tahun bagi IPNU dan 20 tahun untuk IPPNU.

“Selain batas usia, calon juga wajib mengajukan surat rekomendasi dari pimpinan ranting atau komisariat, serta melampirkan CV dan visi-misi yang jelas,” tuturnya.

Ketua panitia pelaksana, Chika, mengakui penyelenggaraan kegiatan ini sempat menghadapi sejumlah kendala, terutama dalam koordinasi teknis. Namun, berkat sinergi panitia dan dukungan penuh dari seluruh koordinator, acara bisa berjalan lancar.

“Mulai dari jadwal rapat yang molor sampai komunikasi yang tersendat, semua akhirnya bisa teratasi berkat kerja sama tim dan semangat bersama,” ungkapnya.

Farid berharap, siapa pun yang terpilih sebagai ketua nanti, mampu melanjutkan estafet kepemimpinan dengan integritas dan semangat khidmah.

“Kami ingin IPNU-IPPNU Waru terus tumbuh, menjalankan program dengan semangat pengabdian, serta tetap berkontribusi untuk NU dan masyarakat,” pungkasnya.

Pos terkait