Khutbah Jumat Muhammadiyah Singkat Padat Edisi 6 September 2024: Muhasabah di Musim Kemarau

ilustrasi kekeringan
ilustrasi kekeringan

Tidak lupa pula, berdirinya khatib di sini hendak mengingatkan kepada diri pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Hanya dengan iman dan takwa, kita dapat bertahan di tengah bencana dan kesulitan hidup. Lebih dari itu, iman dan takwa dapat menjadi modal bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Jamaah jumat yang dimuliakan Allah

Bacaan Lainnya

Musibah kekeringan yang sedang dialami saat ini seharusnya menjadi sebuah muhasabah massal bagi kita semua. Kekeringan, sebagai bagian dari takdir yang datang dari Allah, juga merupakan konsekuensi dari perbuatan manusia yang telah mengabaikan kelestarian lingkungan.

Dalam QS. Ar-Rad ayat 11 Allah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Dalam konteks kekeringan, kita harus merenungkan firman di atas sebagai panggilan untuk bertindak. Kekeringan bukanlah fenomena yang hanya terjadi begitu saja, tetapi seringkali merupakan hasil dari perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Kekeringan yang melanda berbagai wilayah adalah bukti nyata dari ketidakseimbangan yang telah diciptakan oleh manusia dalam ekosistem. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, deforestasi, polusi, dan perubahan iklim adalah sebagian besar penyebab dari musibah ini. Kita telah terlalu lama mengabaikan tanggung jawab kita sebagai penghuni bumi untuk menjaga dan merawat alam.

Jamaah jumat yang berbahagia

Dalam Fikih Kebencanaan disebutkan bahwa bencana—dalam hal ini kekeringan—berfungsi sebagai media untuk introspeksi seluruh perbuatan manusia yang mendatangkan peristiwa yang merugikan manusia itu sendiri.

Di sini berlakulah firman Allah dalam QS. Al Hasyr ayat 18:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

BACA HALAMAN SELANJUTNYA..

Pos terkait