Berisi kisah-kisah sejarah, falsafah hidup, berbagai hikmah, kemuliaan, keteladanan dan pesan-pesan moral luhur dan maha agung. Dan kehadiran al-qur’an menjadi pijakan dari bangunan peradaban yang amat mengesankan dari awal kemunculannya sampai kita rasakan saat ini.
Masalahnya sekarang, masihkah kita bersama al-qur’an? Al-qur’an telah melahirkan generasi qur’ani pada awal-awal perkembangan islam, manakala negeri-negri islam pada saat itu menjadi rujukan bagi negeri diseluruh dunia dari berbagai segi; dari kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologinya serta kemapanan ekonominya.
Disamping itu juga islam banyak melahirkan tokoh ilmuwan ternama dunia dari berbagai bidangnya. Hal itu disebabkan karena mereka menjadikan alqur’an sebagai spirit hidup mereka.
Dan saat ini, kita merasakan hidup dalam karut marut negeri islam beserta hancurnya bangunan peradaban, budaya serta moral pemeluknya. Maka harus jujur kita akui, bahwa kita sudah semakin jauh dari tuntunan Al-qur’an. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam alqur’an:
Al-qur’an menjelaskan bahwa di hari kemudian hari nanti rasulullah saw. Akan mengadu kepada Allah swt. Beliau berkata,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْءَانَ مَهْجُورًا
“wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku/umatku telah menjadikan al-qur’an ini sebagai sesuatu yang mahjura (QS.al-furqon (25):30).
Menurut Ibn al-Qayyim, banyak hal yang dicakup oleh kata mahjura, antara lain:
Tidak tekun mendengarkannya
Tidak mengindahkan halal dan haramnya walau dipercaya dan dibaca
Tidak menjadikannya rujukan dalam menetapkan hukum menyangkut ushuludin (prinsip-prinsip ajaran agama) dan rinciannya.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..