Khutbah Idul Fitri 2022 Terbaik Doa Bahasa Indonesia: Renungan Idul Fitri Pasca Pandemi

Khutbah Idul Fitri 2022 terbaik
Khutbah Idul Fitri 2022 terbaik

Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Bacaan Lainnya

Fithrah adalah nur ‘aini, yakni cahaya mata hati. Kalau cahayanya terang maka anggota tubuh bergerak dengan baik. Kalau cahayanya redup maka susah untuk menggerakkan tubuh. Seiring bertambahnya usia, fitrah yang asli tadi tidak lagi kekal seperti asalnya karena pengaruh setan.

Ketika pengaruh setan sangat besar maka cahaya hati kita akan redup dan kotor. Maka mesti dicuci. Bagaimana mencucinya? Harus dicuci dan diservis ke bengkel yaitu Ramadhan.

Idul Fitri adalah awal kembali suci, setelah segala noda, dosa, dan sifat-sifat tak terpuji dibersihkan dalam bengkel bernama bulan Ramadhan. Oleh itu, sudah semestinya manusia menjaga kesucian tersebut setelah Ramadhan usai hingga datang Ramadhan berikutnya. Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Mari merefleksikan diri tentang bulan Ramadhan!…

Ramadhan adalah “ladang mutiara” bagi orang-orang yang memanfaatkan momentum itu sebaik-baiknya. Namun, Ia bukan apa-apa bagi orang yang salah jalan dalam menelusurinya. Sungguh kerugian besar jika selama Ramadhan tidak menghasilkan hal-hal positif yang terkait dengan ketakwaan setelah Ramadhan berlalu.

Ibarat kendaraan mewah, pasca Ramadhan, manusia adalah habis melakukan perbaikan total, atau “turun mesin”, sudah semestinya harus dijaga, agar jangan kembali rusak hanya dalam hitungan detik, setelah keluar dari “bengkel spesialis” bernama Ramadhan.

Keagungan dan “kesaktian” bulan Ramadhan sebenarnya dapat menjadikan kita manusia yang unggul dan terdepan. Karena dengan puasa saja, belum lagi dengan ibadah yang lain, menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum (menahan diri) dari perbuatan yang tidak baik. Melalui puasa kita menjadi manusia yang taat dan berkualitas. Melalui puasa juga kita akan menjadi manusia yang cerdas secara intelektual maupun spriritual.

“Kesaktian” Ramadhan mampu menghantarkan umat Muhammad untuk bersalto melompat ke posisi terjauh yang ini tidak bisa dilakukan pada bulan-bulan lain. Sudah maklum, ibadah sunnah di bulan Ramadhan bernilai ibadah wajib, satu ibadah wajib bernilai 70 hingga 700 ibadah wajib.

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Malam al-Qodr (malam seribu bulan) juga hanya ada di bulan Ramadhan yang bernilai lebih dari seribu bulan (83 th lebih 4 bln). Sebagai contoh, seorang yang berjumpa dengan Ramadhan 10 kali saja yang berarti menemui malam al-Qodr 10 kali, maka sama dengan ia “bersalto” melompati umurnya sendiri hingga seperti berumur 833 tahun lebih 4 bulan yang digunakan untuk beramal sholih. Belum lagi “kesaktian” bulan Ramadhan yang lain, seperti puasa wajib, shalat terawih, zakat fitrah dan lain-lain.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait