Inilah Dalil, Keutamaan, Amalan dan Niat Puasa Nisfu Syaban 2022

Niat Puasa Nisfu Syaban
Ilustrasi Puasa Nisfu Syaban

Adapun terkait salat Nisfu Sya’ban, para ulama masih berbeda pendapat. Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab mengatakan bahwa salat Nisfu Sya’ban tersebut termasuk Bid’ah Qobihah. Namun Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum Ad-Din dan beberapa ulama lain yang mengatakan hal tersebut justru merupakan sebuah kesunnahan.

Nabi Muhammad Puasa Syaban

Di Bulan Sya’ban Rasulullah saw. melakukan puasa, ada yang mengatakan penuh sampai disambung dengan Ramadhan, ada pula yang mengatakan sebagian besar. Dalam salah satu kesaksian istri Nabi Muhammad Saw, Sayyidah ‘Aisyah ra, didawuhkan,

Bacaan Lainnya

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu, mengapa Rasûlullâh mengistimewakan Sya’ban dengan puasa sunah?

Nabi Muhammad saw menjawab setidaknya dengan dua alasan:

Pertama, bulan Sya’ban adalah bulan laporan amal. Hari yang istimewa. Selalu kita sambut tiap tahun dengan merayakan malam nishfu Sya’ban. Dalam sebuah hadis didawuhkan,

ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﺗُﺮْﻓَﻊُ ﻓِﻴﻪِ اﻷَْﻋْﻤَﺎﻝُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺏِّ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ، ﻓَﺄُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳُﺮْﻓَﻊَ ﻋﻤﻠﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺻَﺎﺋِﻢٌ

“Sya’ban adalah bulan diangkatnya (dilaporkan) amal kepada Tuhan yang menguasai seluruh alam. Maka saya senang saat amal saya dilaporkan saya sedang berpuasa” (HR An-Nasa’i)

Hadis ini secara kandungan hampir mirip dengan hadis tentang anjuran puasa Senin Kamis. Hari Senin adalah hari kelahiran beliau, dan Kamis adalah hari diangkat amal dalam waktu satu minggu. Namun pada malam nishfu Sya’ban, menurut riwayat, yang diangkat adalah amal selama satu tahun penuh.

Kedua, Sya’ban adalah bulan catatan ajal

ﻗَﺎﻝَ: ” ﺇِﻥَّ اﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻜْﺘُﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻧَﻔْﺲٍ ﻣﻨﻴﺔ ﺗِﻠْﻚَ اﻟﺴَّﻨَﺔَ، ﻓَﺄُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﺗِﻴَﻨِﻲ ﺃَﺟَﻠِﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺻَﺎﺋِﻢٌ»

“Sesungguhnya Allah menentukan kematian setiap jiwa pada tahun itu (ditentukan di bulan sya’ban). Maka saya senang jika ajal mendatangi saya dalam keadaan berpuasa”

Terkait status hadis ini diberi penilaian oleh Al-Hafidz Al-Haitsami:

ﺭَﻭَاﻩُ ﺃَﺑُﻮ ﻳَﻌْﻠَﻰ، ﻭَﻓِﻴﻪِ ﻣُﺴْﻠِﻢُ ﺑْﻦُ ﺧَﺎﻟِﺪٍ اﻟﺰَّﻧْﺠِﻲُّ، ﻭَﻓِﻴﻪِ ﻛَﻼَﻡٌ، ﻭَﻗَﺪْ ﻭُﺛِّﻖَ

“Diriwayatkan oleh Abu Ya’la. Didalamnya terdapat perawi bernama Muslim bin Khalid Az-Zanji (guru dari Imam Syafi’i), ia dikomentari oleh ulama lain dan juga ada yang menilai perawi terpercaya”

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait