Download Teks Khutbah Jumat PDF Terbaru tentang Natal dan Tahun Baru Masehi: Cara Bergaul dengan Non Muslim

Ilustrasi Bergaul dengan Non Muslim
Ilustrasi Bergaul dengan Non Muslim

Di bulan Desember ini ada tanggal penting bagi non muslim yaitu Hari Natal yang diperingati setia tanggal 25 Desember atau menjelang tahun baru Masehi.

Momentum ini mengingatkan kita sebagai umat Muslim untuk bersikap kepada non muslim sebagaimana yang diajarkan oleh Rasuallah SAW, sahabat dan para ulama terdahulu.

Bacaan Lainnya

Teks khutbah jumat NU kali ini menjelaskan bagaimana cara kita bersikap kepada non muslim. Contoh materi khutbah ini ditulis oleh Ustadz Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren Cirebon.

Anda bisa download teks khutbah jumat bahasa Indonesia PDF pada menu yang ada di akhir teks khutbah. Semoga bermanfaat.

Silahkan bergabung di grup Telegram untuk mendapatkan Materi Khutbah terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com dengan cara klik “Berlangganan” BERLANGGANAN atau https://t.me/khutbahjumatsingkat

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كُنِّيَ بِأَبِي الْقَاسِمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Marilah kita awali khutbah Jumat pada siang hari ini dengan memanjatkan puji kepada Allah swt dengan bacaan hamdalah, alhamdu lillahi rabbil ‘alaamin. Sebab, segala puji pada hakikatnya adalah milik-Nya.

Shalawat dan salam, kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan juga semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Dan kelak, kita akan mendapatkan syafaatnya di akhir zaman. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Siapa yang hari ini masih sama kadar keimanan dan ketakwannya dengan hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Sementara yang beruntung adalah dia yang mampu menjadi lebih baik setiap harinya.

Selain senantiasa untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah swt, di antara bentuk ketakwaan yang perlu kita tingkatkan adalah menghindari segala yang dilarang-Nya. Salah satu hal yang dilarang adalah mengolok-olok orang lain dan segala hal yang berkaitan dengannya.

Kita adalah manusia yang sejatinya diciptakan sama sebagaimana manusia lainnya. Tidak ada perbedaan di antara kita di hadapan-Nya kecuali ketakawaan kita. Namun, siapa yang mampu menilai ketakwaan? Tidak ada lain, kecuali hanya Allah swt.

Manusia tidak berhak menilai seseorang baik atau buruk. Apalagi sampai mengecap orang tersebut dengan stempel negatif dengan segala macam tuduhan atau ejekan yang justru menimbulkan kegaduhan, kontraproduktif. Allah swt tidak melarang kita untuk dapat berbuat baik dan berlaku adil kepada siapa saja yang tidak memerangi kita. Hal tersebut ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Mumtahanah: Ayat 8 berikut.

 لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ 

Artinya: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah: Ayat 8)

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Suatu keniscayaan, kita hidup dengan orang yang memiliki latar belakang suku, bangsa, bahasa, hingga agama berbeda. Namun, perbedaan tersebut tidak boleh menjadi dasar untuk membenci mereka yang tidak sama. Perbedaan itu juga tidak bisa kita jadikan pijakan untuk berbuat semaunya sendiri, berpihak tanpa keadilan.

Agama Islam yang diajarkan Rasulullah saw adalah agama yang toleran dengan semua perbedaan. Bahkan, Rasulullah saw mendirikan negara yang disebut Madinah, sebuah wilayah yang terdiri dari beragam suku dan agama. Rasul tidak membedakan umat Islam dengan umat Nasrani maupun Yahudi. Semua di mata negara adalah sama. Begitu juga di Indonesia saat ini.

Selagi orang tersebut berstatus sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), mereka memiliki hak yang sama di hadapan negara, baik itu beragama Islam, Kristen, Konghucu, Buddha, Hindu, atau agama lainnya. Mereka yang bersuku Dani, Asmat, Batak, Minang, Jawa, Sunda, ataupun Betawi juga tidak memiliki perbedaan di mata negara.

Bahkan, Nahdlatul Ulama mengeluarkan sebuah keputusan yang sangat penting dalam konteks hubungan masyarakat Muslim dan Non-Muslim di hadapan negara, yakni sama-sama warga negara (muwathin). Dengan begitu, konsekuensi hukum yang didapat di antara semua warga sama, tanpa pandang bulu agama ataupun suku.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait