Allah bertanya lagi, ‘Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKU?’ Dia menjawab, ‘Semata-mata karena rahmatMU.’ Allah SWT bertanya, ‘Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun? ’Dia mejawab, ‘Engkau Ya Rabbi.’
Allah bertanya, ‘Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di tengah-tengah laut yang airnya asin, lalu setiap malam memberimu buah delima yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? disamping itu semua, kamu memohon kepadaKU agar AKU mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan AKU telah memenuhi permintaanmu? Hamba itu menjawab, ‘Engkau ya Rabbi.’
Allah SWT berfirman, ‘Itu semua berkat rahmatKU. Dan hanya dengan rahmatKU pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga.’ hambaKU yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hambaKU.’ Kemudian Allah SWT memasukkanya ke dalam Surga.”
Jibril AS melanjutkan, “Wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu itu terjadi hanya berkat Rahmat Allah SWT.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Cerita di atas membuktikan betapa hidup manusia sangat tergantung pada rahmat Allah SWT sebagai pengatur alam jagad raya. Dia-lah yang menentukan semuanya. Ia berhak melakukan apapun kepada makhluk. Sebagai Sang Pencipta, sebagai Sang Maha Kuasa, Dia bebas menyiksa dan mengganjar siapa saja yang Ia mau. Ketundukan atau kedurhakaan kita kepada-Nya tidaklah mampu menggeser kekuasaannya walau sedikit pun. Oleh karena itulah, hidup semua makhluk ini sungguh-sungguh tergantung pada rahmat-Nya, bukan pada kesalihan amal ibadah kita.
Hadirin Rahimakumullah
Ini menunjukkan kepada kita bahwa posisi rahmat Allah itu sangat rahasia. Rahmat Allah tidak dapat dikalkulasi, diprediksi dan diperinci.
Oleh karena itulah tidak dibenarkan bagi kita untuk menilai rendah sebuah amal ibadah. Walaupun itu sekadar menghindarkan duri dari tengah jalan. Karena bisa saja amal itu yang dirahmati Allah. Kita tidak boleh meremehkan amal walau sekecil apapun siapa tahu itulah yang akan menyelamatkan kita di akhirat nanti. Kita tidak dibenarkan pula menyombongkan amal ibadah walau sebesar apapun amal tersebut. Karena belum tentu amal itu mengandung rahmat-Nya.
Jangankan kita, Imam Al-Ghazali saja masuk surga bukan kerana ratusan kitab yang dikarangnya, akan tetapi beliau masuk surga karena membiarkan seekor lalat minum tintanya saat Ia sedang menulis. Begitu juga dengan Sayyidina Umar, masuk surga karena sekadar menyelamatkan burung pipit yang dibelinya dari seorang anak kecil yang menyiksa burung tersebut.
Hadirin Rahimakumullah
Namun, juga jangan salah mengambil kesimpulan ‘Ah kalau begitu saya tidak perlu sholat, puasa, zakat dan amal ibadah lainnya. Karena itu bukan jaminan masuk Surga.’ Tidak demikian hadirin, justru semua ibadah seperti sholat, puasa dan sebagainya adalah perintah Allah SWT. Dengan kita taat menjalankannya maka rahmat Allah akan diturunkan kepada kita. Semestinya kita berfikir ‘yang melakukan ibadah saja belum tentu masuk surga apalagi yang tidak menjalankan ibadah’.
Hadirin yang Dirahmati Allah
Oleh karena itu, sekali lagi, sekecil apapun amal itu tidak boleh kita sepelekan. Kita harus lebih hati-hati dan tidak mudah berburuk sangka atau su’udzan. Janganlah kita mudah buruk sangka dan memandang remeh kepada orang lain. Tukang sayur, kuli, pemulung sampah dan lain sebagainya. Bisa jadi Rahmat Allah justru turun kepada mereka karena kesabaran dan keihlasannya.
Semoga, kita semua termasuk orang-orang yang mendapat Rahmat dari Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH JUMAT KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر