Materi khutbah jumat durasi 5 menit ini mengangkat judul Belajar Mengendalikan Amarah. Dalam naskah khutbah ini akan diberikan satu teladan sikap menahan amarah yang dilakukan oleh para sahabat.
Teks khutbah jumat ditulis oleh Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online dan telah publish di situs NU online.
Khutbah tersedia versi PDF yang bisa Anda download pada menu yang ada di akhir naskah. Semoga bermanfaat..
Silahkan bergabung di grup Telegram untuk mendapatkan Materi Khutbah terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com dengan cara klik “Berlangganan” BERLANGGANAN atau https://t.me/khutbahjumatsingkat
MUKADIMAH KHUTBAH JUMAT PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Di awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan berupaya secara optimal menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Di antara wujud ketakwaan terhadap Allah adalah belajar mengendalikan kemarahan. Dalam hal ini, dahulu ada seorang sahabat, ada yang mengatakan sahabat ini adalah Abdullah bin Umar, Abu Darda’, dan Sufyan bin Abdullah as-Tsaqafi yang serius meminta nasihat kepada Nabi Muhammad saw.
Lalu secara simpel dijawab oleh beliau agar ia tidak marah. Berulang kali ia meminta nasihat, Nabi saw masih saja menasihatinya agar tidak marah menuruti hawa nafsu.
Dalam hadits shahih diriwayatkan:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ، أَوْصِنِيْ. فَقَالَ: لَا تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا. قَالَ: لَا تَغْضَبْ. أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh ada seorang laki-laki berkata kepada Rasullullah saw: ‘Rasulullah saw, berwasiatlah kepadaku.’ Lalu beliau menjawab: ‘Jangan marah.’ Laki-laki itu kemudian mengulang-ulang permintaan nasihat kepadanya. Rasulullah pun tetap menjawab: ‘Jangan marah’,” (HR al-Bukhari).
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Kadang kita sebenarnya sudah berusaha menahan diri untuk mengendalikan kemarahan, namun ada saja orang yang memancing-mancing emosi kita. Lalu bagaimana kita menghadapinya?
Sayyidina Mu’awiyah yang terkenal sebagai ahlamul ‘arab atau orang Arab yang paling bijak dan mampu mengendalikan kemarahan dapat dijadikan teladan. Ia mempunyai prinsip tidak akan marah, baik terhadap orang yang mampu dibalasnya maupun terhadap orang yang tidak mampu dibalasnya.
Suatu ketika ada orang yang mengklaim dapat membuatnya marah. Berangkatlah orang itu ke tempat Sayyidina Mu’awiyah dan dengan penuh ketidaksopanan ia berkata:
“Nikahkanlah ibumu denganku, sebab dubur atau pantatnya besar.”
“Nah karena itulah ayahku mencintainya,” jawab sayyidina Mu’awiyah secara cerdik tanpa kemarahan.
Baca halaman berikutnya..