Dalam Mukhtashar Minhâjul Qâshidîn intisari kitab Ihya` Ulûmiddîn diriwayatkan, ada orang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang alim.
Lalu si alim berkata: Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham?
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” tanya ulang si alim.
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?,” lanjut si alim.
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” Si alim terus bertanya.
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu?,” pungkas si alim.
Dari kisah tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa nikmat sehat atau kesehatan jauh lebih berharga dibanding uang yang banyak ataupun harta yang melimpah.
Jamaah yang Dirahmati Allah
Betapa pentingnya nikmat kesehatan, hingga Rasulullah SAW pun bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Artinya: Siapa saja di antara kalian masuk waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman dalam rumahnya, punya makanan pokok pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya. (HR Ibnu Majah).
Dalam Islam menjaga kesehatan menjadi bagian penting dari prinsip-prinsip pemeliharaan pokok syariat (maqâsidusy syarî’ah). Hal itu terdiri dari; pemeliharaan agama (hifdzud dîn), pemeliharaan diri atau kesehatan (hifdzun nafs), pemeliharaan akal (hifdzul ‘aql), pemeliharaan keturunan (hifdzun nasab), dan pemeliharaan harta (hifdzul mâl).
Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan atau keselamatan jiwa, sebagaimana tersebut dalam firman Allah SAW yang artinya: Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian dalam kerusakan. (QS Al-Baqarah: 195); dan ayat yang artinya: Dan janganlah kalian membunuh diri kalian. Sungguh Allah Maha Penyayang kepada kalian. (QS an-Nisa’: 29).
Badan kita punya hak yang harus dipenuhi agar terjaga kesehatan maupun keseimbangannya. Di antara hak badan adalah memberikan makanan pada saat lapar, memenuhi minuman saat haus, memberikannya istirahat saat lelah, membersihkannya saat kotor, dan mengobatinya saat sakit. Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan. Agar tetap sehat, ada 10 hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) dalam hal makan, (2) minum, (3) gerak, (4) diam, (5) tidur, (6) terjaga, (7) hubungan seksual, (8) keinginan-keinginan nafsu, (9) keadaan kejiwaan, dan (10) mengatur anggota badan.
Diriwayatkan dari Al-Abbas bin Abdul Muthallib RA, ia berkata: Aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam doaku. Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan. Kemudian aku menghadap lagi pada kesempatan lain dan saya bertanya: Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam doaku. Nabi menjawab: Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah SAW, mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat. (HR at-Tirmidzi).
Hal paling indah di dunia ini adalah anugerah kesehatan dan keluarga bahagia di saat usia makin bertambah tua. Untuk itu tentu kita ingat sabda Nabi Muhammad SAW:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَا بَكَ قَبْلَ هَرَ مِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ (رواه الحاكم) ِ
Artinya: Jagalah lima hal sebelum datang lima hal lainnya, yaitu (1) mudamu sebelum tuamu, (2) kesehatanmu sebelum sakitmu, (3) kayamu sebelum fakirmu, (4) luang waktumu sebelum sibukmu, dan (5) hidupmu sebelum matimu. (HR al-Hakim).
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
Sejak pandemi Covid-19 terjadi, kesehatan semakin terlihat penting bagi masyarakat. Wabah Covid-19 menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan menggunakan sabun, makan makanan bergizi, dan rajin melakukan aktivitas fisik menjadi kegiatan yang saat ini lazim kita lakukan.
Hal ini disebabkan adanya keyakinan masyarakat bahwa melakukan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan langkah yang efektif untuk menghindarkan diri dari penularan virus Covid-19. Bahkan dengan alasan menjaga kesehatan dan menghindarkan diri dari penyakit, masyarakat rela untuk mengurung diri di rumah selama berhari-hari. Untuk itu, mari kita ingat dan syukuri nikmat sehat ini sebaik-baiknya, agar dapat menggunakannya untuk beribadah dan melakukan berbagai aktifitas yang bermanfaat dalam kehidupan.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku (Allah), niscaya Aku akan ingat kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku. (QS al-Baqarah: 152).
Baca halaman berikutnya…