Khutbah jumat singkat padat berikut ini menjelaskan tentang kematian yaitu 4 bentuk penyesalan orang yang sudah meninggal. Khutbah jumat bahasa Indonesia berikut ditulis oleh Ust. Azzam Ad-Dasuqi, S.Pd.I.
Khutbah jumat tersedia dalam versi PDF, silahkan download khutbah jumat PDF paling baru ini dengan cara klik menu yang tersedia. Materi khutbah PDF berukuran A4 dengan dua kolom. Khotib cukup download, print, kemudian cetak dan potong menjadi dua bagian. Semoga bermanfaat..
Silahkan bergabung di grup Telegram untuk mendapatkan Materi Khutbah terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com dengan cara klik “Berlangganan” BERLANGGANAN atau https://t.me/khutbahjumatsingkat |
MUKADIMAH KHUTBAH JUMAT
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ (الحجرات: ١٢)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah
Mari kita memuji Allah subhanahu wata’ala serta bersyukur kepada-Nya. Karena dengan limpahan nikmat sehat karunia dari-Nya, kita dapat menunaikan ibadah shalat Jumat secara berjamaah. Saat ini masih banyak saudara-saudara kita yang sakit, sehingga tidak dapat menunaikan ibadah shalat Jumat.
Shalawat dan salam kepada Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang kita harapkan syafaatnya di yaumil qiyamah kelak.
Pada hari yang berbarakah ini, kembali khatib berwasiat: mari bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan selalu dzikrul maut, mengingat mati.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingatkan dalam sabdanya,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi No. 2229)
Kematian, siapa yang tidak tahu kematian? Di masa pandemi covid-19 ini, hampir setiap hari kita mendengar berita kematian, baik melalui corong pengeras suara masjid dan mushalla, ataupun melalui sosial media.
Kematian itu pasti datang. Kematian adalah terpisahnya ruh dari raga. Setiap orang pasti mengalami kematian. Seperti tertulis dalam firman Allah subhanahu wata’ala,
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)
Sungguh, kehidupan ini hanyalah sekumpulan hari. Kita hidup, bergerak, bernafas, dan beraktivitas hingga malaikat maut menjemput. Semua aktivitas akan berhenti ketika nyawa telah dicabut dari dalam tubuh.
Kematian itu pasti. Terkadang manusia tak sadar dan menutup mata tentang kematian. Padahal semua juga tahu, kematian datang tak memandang usia, tak memandang laki-laki ataupun wanita, sehat atau sakit, besar atau kecil, kaya atau miskin, rakyat atau pejabat. Kematian tak memandang itu semua!
Saat kematian datang, takkan ada yang mampu menolaknya. Sekalipun tubuh berada di ujung gedung pencakar langit, atau di puncak gunung yang tinggi, di ruang isolasi atau di alam bebas, takkan ada yang dapat mencegahnya.
Sayangnya manusia malah berpanjang angan-angan. Seolah-olah jauh dari kematian. Padahal, 15 abad yang lalu Rasulullah pernah mengingatkan,
خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ وَقَالَ هَذَا الْإِنْسَانُ وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membuat suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah di persegi empat tersebut, dan satu garis di luar garis segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut.”
Lalu beliau bersabda: ‘Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah angan-angannya, sementara garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia berbuat salah, maka ia akan terkena garis ini, jika berbuat salah lagi maka garis ini akan mengenainya.” (HR. Al-Bukhari No. 5938)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah
Baca halaman berikutnya…