LINTASJATIM.com, SUrabaya – Persebaya berulang tahun hari ini, Jumat (18/6/2021). Puluhan ribu Bonek memadati tengah Kota Surabaya sejak Kamis (17/6/2021) malam.
Dilansir dari detikcom, pasukan Bonek memadati sejumlah titik di Kota Surabaya salah satunya di Jalan Panglima Sudirman. Para Bonek berkonvoi sambil menyalakan flare untuk merayakan ulang tahun Persebaya, klub kesayangan mereka.
Hal serupa juga dilakukan di kawasan Basuki Rahmat dan kawasan Simpang Dukuh, Bonek berkumpul dan melakukan konvoi dengan menyalakan flare.
Puncaknya, para Bonek berkumpul di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Tepat pada tanggal 18 Juni pukul 00.00 WIB, sekitar 10 ribu Bonek menyanyikan Song for Pride.
“Persebaya merupakan klub kebanggaan arek Suroboyo. Menurut saya, sudah wajar kalau Bonek merayakan ultah Persebaya yang ke-94,” papar Ary, salah seorang Bonek.
Ia menyampaikan bahwa tidak lengkap kalau tidak merayakan klub kebanggaan mereka. Meskipun masih di tengah masa pandemi Covid-19.
Hal serupa juga disampaikan Reza, Bonek asal Gresik. Ia mengaku rela pergi ke Surabaya malam hari untuk merayakan hari jadi Persebaya.
“Karena ini perayaan yang dilakukan setahun sekali. Meski pandemi ya, kita tetep pakai masker,” ungkapnya.
Acara Ultah Berujung Ricuh
Massa bonek yang memenuhi jalan di Surabaya merayakan ultah Persebaya coba dibubarkan polisi. Akibatnya kericuhan terjadi. Flare, bakar ban, dan tembakan gas air mata mewarnai kericuhan.
Dari pengamatan detikcom, Jumat (18/6/2021), massa bonek dari segala penjuru jalan mempunyai satu tujuan yakni ke Stadion Tambaksari. Namun jalan menuju stadion telah diblokade polisi dari setiap ruas jalan menuju ke arah sana.
Rombongan bonek yang ada di jalan pun juga coba dibubarkan polisi. Seperti yang ada di jalan seputaran SMA komplek. Massa bonek coba dipecah dan disuruh putar balik.
Massa bonek yang berhasil lolos akhirnya tertahan di ruas jalan menuju Stadion Tambaksari seperti di Jalan Ngaglik, di Jalan Kapas Krampung, dan Jalan Tambakrejo. Mereka dihadang barikade polisi yang berbaris berjajar.
Di Jalan Ngaglik, massa bonek sempat menyalakan flare dan membakar ban. Polisi mereaksinya dengan membubarkan massa menggunakan tembakan gas air mata. Massa bonek membalas dengan melempar batu. Ricuh pun tak terhindarkan.
Setelah mulai kondusif, massa bonek mulai memenuhi jalan lagi. Namun mereka tak berulah lagi. Mereka duduk dan berdiri berkumpul sambil menyanyikan lagu-lagu dan yel-yel Persebaya sambil mengibarkan bendera Persebaya.