Kronologi Ayah di Kediri Perkosa Anak Kandung Lalu Dimasukan Karung Hingga Tewas

Konferensi Pers Terkait Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan
Konferensi Pers Terkait Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan

3. Suprapto sempat perkosa Desy dengan dalih mengecek keperawanan

Amarah Suprapto lalu meledak ketika mendengar jawaban Desy. Bara dendam yang tersimpan di dalam hatinya tak mampu ditahan lagi. Di tengah cekcok, Suprapto membekap mulut dan hidung Desy dengan tangan kiri. Tangan kanannya lantas mencekik leher Desy.

Desy berontak dengan hebat sampai-sampai dia langsung buang air kecil. Akhirnya, Desy terpeleset dan kepalanya membentur lantai lalu pingsan. Suprapto lantas membopong Desy yang tak sadarkan diri ke dalam kamar lalu disetubuhi.

Bacaan Lainnya

“Pelaku beralibi saat itu hendak mengecek keperawanan korban, karena korban ini sudah memiliki kekasih,” imbuhnya.

4. Tubuh Desy dimasukkan ke dalam karung

Makin biadab lagi, korban sempat tersadar. Melihat itu Suprapto justru makin emosi. Dia kembali mencekik dan membekap korban lagi. Setelah Suprapto mengira Desy sudah meninggal, dia langsung melakban mulut anak semata wayangnya.

Setelah itu Suprapto mengambil perhiasan gelang dan cincin korban. Kedua tangan Desy lantas diikat dengan kerudung.

Sedangkan kedua kaki korban diikat menggunakan kain yang sudah ada di atas kasur. Selanjutnya, Suprapto mengambil 2 karung yang berada di samping lemari dan memasukkan tubuh Desy ke dalam karung.

Karung berisi tubuh Desy itu kemudian dibuang oleh Suprapto di area persawahan. Belakangan terkuak, setelah hasil autopsi jenazah, diketahui bahwa Desy dibuang dalam kondisi hidup. Desy meninggal karena lemas terbungkus karung dan terendam air.

“Jadi aksi pelaku cukup nekat dan tega dengan anak kandungnya. Hingga membuat anaknya selain dibunuh, korban juga diperkosa,” ungkap mantan Kanit Reskrim Polsek Asemrowo, Surabaya tersebut.

5. Kaki Suprapto ditembak karena melawan polisi saat akan ditangkap di SPBU Tulungagung

Suprapto ditangkap Sat Reskrim Polres Kediri di sebuah SPBU yang ada di Tulungagung. Dia sempat kabur ke beberapa tempat, termasuk hingga Jawa Tengah.

Dia juga berupaya menghilangkan jejak dengan mengganti warna motornya. Saat hendak ditangkap, Suprapto berusaha melawan hingga akhirnya polisi terpaksa menembak kakinya.

“Dia cukup nekat dan lihai dalam upaya melarikan diri. Terbukti saat anggota akan mengamankan di Tulungagung, pelaku masih nekat lari dan melawan petugas. Sehingga kami terpaksa memberikan tindakan tegas terukur,” tegas Rizkika.

Suprapto niat bunuh diri dan menulis surat wasiat usai membunuh anaknya. Baca halaman berikutnya..

6. Suprapto niat bunuh diri dan menulis surat wasiat usai membunuh anaknya

Rizkika melanjutkan, usai menghabisi anaknya, Suprapto sebetulnya berencana bunuh diri. Suprapto bahkan sudah menulis secarik suat wasiat.

Surat wasiat ini berisi permintaan maaf kepada orang tua hingga saudaranya. Ia juga mengungkap masalah yang terjadi antara dirinya dan sang istri. Namun, surat wasiat yang ditulis tangan di sebuah kertas tersebut buram di beberapa bagian karena terkena air.

“Yang bersangkutan ini sudah siapkan surat wasiat dan potas untuk mengakhiri hidupnya,” kata AKP Rizkika

7. Isi surat wasiat Suprapto dan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara

Selain menulis surat wasiat, Suprapto sudah menyiapkan racun potas atau potasium untuk mengakhiri hidupnya. Atas perbuatannya, Suprapto dijerat pasal berlapis yakni Pasal 44 ayat (1), (3) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT subsider Pasal 338 KUHP dan Pasal 286 KUHP dan Pasal 365 Ayat 1, 3 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Lantas, seperti apa isi surat wasiat tersebut?

‘Surat Wasiat

Aku jaluk sepuro… nang wong
tuoku karo dulur2…aku ora
muleh aku….
(tulisan tak bisa dibaca karena surat wasiat terkena air)
aku pengen omong Laela nek sak wulan orang gelem ngomong mbek aku, aku diusir ko omah, di sters-stersne, dipisui, dicangkem2ne

Laela saiki wani karo aku yo goro-goro dikongkon mboke, mboke yo sering ngusir aku, aku disaraf-sarafne, aku dianggap kebo. Aku jarene ora tau wenehi duit. Padahal aku ning omah yo entek akeh. Terus kui pikiranku dadi stres, aku kerjo ora maleh due semangat. Dikayani titik ora nrimo, jalukane aku kon kerjo sing bayarane akeh

Tulung warga mriki kulo njenengan kuburne secara massal, kaleh tulung surat niki jenengan sukakaken bayan kulo’

Pos terkait