Kronologi Tiga Pemuda Banyuwangi Perkosa Pelajar Hingga Melahirkan

Ilustrasi Pemerkosaan
Ilustrasi Pemerkosaan

Karena tak dapat titik temu, pihak sekolah menganjurkan korban melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian. Sebab, pernikahan yang dilakukan korban dan salah satu pelaku itu terkesan hanya sebagai kamuflase atas kasus dugaan pidana yang telah terjadi.

Pernikahan itu semakin terlihat palsu ketika S, pelaku yang menikahi korban ini menghilang. Pria itu bahkan menghilang sehari setelah mereka menikah. “Saya hanya menganjurkan dan mengantarkan korban melaporkan kasus ini ke polisi. Semoga saja ada titik terang dalam kasus ini sehingga korban bisa mendapatkan keadilan,” harapnya.

Bacaan Lainnya

Sembari menggendong bayinya yang baru berusia 29 hari, korban memantapkan hati mendatangi Polresta Banyuwangi untuk melaporkan kejadian yang ia alami.

Sunaryo mengaku tak tega melihat wajah orang tua korban yang kebingungan. Keduanya tidak mengetahui bahwa anaknya telah menjadi korban pemerkosaan. Bahkan, kedua orang tua korban tidak tahu bahwa putrinya telah hamil.

“Saya tidak tega melihat raut wajah ayah korban saat menjelaskan apa yang terjadi terhadap anaknya,” ujarnya kepada detikJatim, Jumat (22/7/2022).

Ayah korban, TH (60) menceritakan bagaimana dirinya terkejut ketika didatangi perangkat desa dan oknum polisi yang meminta agar dirinya menikahkan anaknya yang masih sekolah dengan S, seorang duda.

“Saat itu Februari. Perangkat desa dan polisi datang melamar anaknya. Bapaknya langsung kaget. Kok anak saya masih sekolah dilamar duda?” Ujar Sunaryo menirukan ucapan ayah korban.

Saat menanyakan kesiapan anaknya ketika dilamar S, Sunaryo menyebutkan bahwa saat itu putrinya hanya diam saja. Sikap diam ini dianggap oleh ayahnya adalah kemauan korban untuk menikah.

“Karena anaknya juga diam akhirnya mau juga dinikahkan. Maklum orang tua tidak ngerti hukum dan kalau diajak ngomong ya enggak terlalu nyambung juga,” katanya.

Singkat cerita, pernikahan pun dilakukan pada saat itu. Perangkat desa dan polisi rupanya sudah menyiapkan berkas-berkas pernikahan untuk korban dan salah satu pelaku.

“Cerita bapak korban, pada saat itu berkas sudah lengkap. Tinggal menikahkan. Jadi tidak perlu ngurus lagi. Pokoknya terima beres,” ujarnya.

Usai menikah, kata Sunaryo, S hendak kabur. Namun hal itu sempat dicegah perangkat desa dan polisi. Akhirnya S mau bermalam di rumah korban dan ayahnya. Selama di rumah korban, S hanya diam dan tidak mau makan. Selang sehari, S pun menghilang.

“Tentu orang tua ini bingung. Ada apa kok kabur?” Katanya.

Selang beberapa waktu, barulah pihak sekolah datang ke rumah korban. Keluarga korban pun bercerita jika anaknya habis terkena musibah. Dia diperkosa dan hamil hingga melahirkan. Selain itu, korban juga dinikahkan kemudian mempelai laki-laki kabur entah kemana.

“Setelah lahiran kami langsung mencoba memberi penjelasan lebih lanjut atas kasus ini. Dan akhirnya korban melaporkan ke polisi,” pungkasnya.

Pos terkait