LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Akal bulus tiga pemuda di Banyuwangi ini tak patut untuk ditiru. Ketiganya bekerja sama melakukan pemerkosaan pada pelajar hingga hamil dan melahirkan. Aksi ini dilakukan saat korban tak sadarkan diri usai dicekoki miras.
Korban pun melaporkan pemerkosaan tiga pria ini ke Polresta Banyuwangi. Sementara itu, ketiga pelaku hanya menebar janji-janji manis untuk bertanggung jawab atas kehamilan korban. Namun hingga kini mereka menghilang.
Sunaryo, Kepala sekolah tempat korban belajar mengatakan, usai dinikahkan dengan salah satu pelaku, korban kemudian ditinggal begitu saja dan menghilang. Dia kemudian mencari dua pelaku lainnya. Sunaryo mengaku bertemu dengan F yang juga pelaku pemerkosaan korban hingga hamil dan melahirkan.
“Sempat bertemu dengan F. Dia mengaku mau bertanggung jawab. Tapi dia tidak mau sendiri. Makanya harus ditanggung bersama dengan kedua pelaku lain,” tambahnya.
Bahkan, F pun meminta nomor korban dan keluarganya. Dia berjanji akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, janji hanyalah tinggal janji. Hingga korban melahirkan, para pelaku tak berani mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
“Ternyata memang tidak ada itikad baik dari mereka. Akhirnya kasus ini pun dilaporkan ke polisi,” tambahnya.
Hingga saat ini, ketiga pelaku masih menghirup udara bebas di desa tetangga. Korban pun hanya menanggung malu tanpa merasakan keadilan.
Kepala sekolah siswi itu sempat menelusuri pernikahan dengan campur tangan perangkat desa dan oknum polisi itu. Pernikahan itu terjadi ketika korban sedang hamil 5 bulan.
Sesuai pengakuan orang tua korban, perangkat desa dan oknum polisi setempat mendatangi rumah mereka dan mendesaknya menikahkan putrinya dengan S, salah satu pelaku.
Sunaryo menduga pernikahan korban dengan S, salah satu pelaku yang mencekoki korban dengan miras hingga teler lalu ikut memerkosanya secara bergiliran, cuma settingan. Ia menduga, tujuannya supaya kasus kekerasan seksual itu tidak sampai diproses hukum.
Selain itu, Sunaryo sempat menelusuri dan menanyakan perihal pernikahan itu kepada perangkat desa setempat. Dia meminta penjelasan terkait pernikahan itu.
Sunaryo sempat bertemu dengan kepala desa setempat yang sekarang sudah almarhum. Kepala sekolah itu minta dipertemukan dengan tiga pilar di desa setempat. Pasalnya, yang menikahkan adalah perangkat desa dan oknum polisi.
“Waktu itu ketemu dengan almarhum Kades. Dijanjikan ketemu dengan tiga pilar. Tapi sampai saat ini belum ketemu juga,” katanya.
Selanjutnya, dia juga bertanya kepada sekretaris desa setempat. Sekdes mengaku tak tahu permasalahan itu. “Sekdes katanya tidak tahu. Malah katanya yang tahu itu oknum polisi yang katanya Bhabinkamtibmas desa setempat,” tambahnya.
Perilaku mencurigakan pelaku sebelum kabur, di halaman selanjutnya!