Sialnya, upaya tersebut diketahui Mas Bechi. Ia mengaku dijemput paksa oleh orang suruhan Mas Bechi dan dibawa ke sebuah tempat yang disebut Puri. Di Puri, Mas Bechi menghajar korban.
“Saya diseret ke dalam langsung saya ditendang dipukulin lagi, sampai saya itu kan di Cokro banyak jendela-jendela gitu saya hampir mau jatuh ke bawah tapi ditahan sama dia. Saya dua kali hampir jatuh dari jendela itu. Terus habis itu saya dibuat suruh buka baju,” ungkapnya.
Ia mengaku menolak saat diminta untuk membuka baju, tetapi Mas Bechi tetap memaksa.
“Dia bawa tempat sampah sudah di tangan sudah di atas ini. Langsung dilempar itu tempat sampah,” ujarnya. Bejatnya lagi, usai dihajar, korban 2 diperkosa.
Korban kemudian berhasil meloloskan diri dari Puri. Dia kemudian pergi jauh dari pesantren tersebut. Korban berharap Mas Bechi diadili dengan hukuman maksimal.
“Saya tidak terima dengan perbuatan asusila yang sudah diperbuat mas Bechi kepada saya dan teman-teman saya, dan saya ingin mas Bechi dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukuman negara Indonesia,” ujarnya.
Pengakuan Korban Kedua
Selanjutnya adalah korban kedua yang mengaku bahwa kejadian pemerkosaan itu terjadi pada tahun 2017. Dia merasa miris karena niatnya untuk menuntut ilmu harus berujung dengan perlakuan kekerasan seksual.
“Kejadian terus terulang. Saya merasa miris sekolah yang selama ini diidam-idamkan, niat mencari ilmu dari jauh datang. Ternyata sampai sana diperlakukan seperti itu,” kata korban kedua.
“Saya ada rasa tidak terima, ya Allah beri jalan ya Allah,” ungkapnya.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2017. Saat itu, tersangka mengaku memiliki ilmu metafakta yang diklaim tak bisa dijelaskan dengan nalar. Melalui dalih ilmu metafakta, tersangka memaksa korban untuk terus melepaskan pakaiannya meskipun sudah ditolak berulang kali.
“Di kegiatan itu memakai ilmu metafakta mereka mengistilahkannya. Metafakta itu katanya tidak bisa dijelaskan menggunakan akal. Jadi saya harus melepaskan pakaian,” ungkapnya.
Meskipun sudah ditolak berulang kali, akhirnya tersangka bisa melepaskan pakaian korban dan melakukan aksi bejatnya itu. Aksi bejat ini terjadi dua kali. Karena merasa sangat tertekan, akhirnya korban melaporkan kronologi kejadian tersebut kepada pimpinan pesantren.
Pimpinan pesantren ternyata merupakan orang kepercayaan Mas Bechi. Alih-alih mendapatkan perlindungan, kronologi yang diserahkan kepada pimpinan pesantren justru tersebar di grup aplikasi perpesanan. Korban pun mendapatkan tekanan dan ancaman atas hal ini.
Mas Bechi bantah melakukan kekerasan seksual, baca halaman selanjutnya..