Kisah Nenek di Malang Yang Tewas Dianiaya, Cucu Jadi Kunci Utama

Evakuasi nenek di malang yang tewas akibat dianiaya
Evakuasi nenek di malang yang tewas akibat dianiaya. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)

LINTASJATIM.com, MalangSehari sebelum ditemukan tewas di rumahnya Nenek Wurlin (70) bingung mencari cucunya Syaifudin (18). Cucunya dianggap sebagai saksi kunci kasus pembunuhan Nenek Wurlin. Sayangnya hingga kini pemuda itu masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Nenek Wurlin yang tinggal di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Malang ditemukan tewas di ruang dapur rumahnya. Peristiwa meninggalnya nenek Wurlin diketahui ketika Syaifudin (18) cucunya keluar rumah dalam kondisi bersimbah darah, Selasa (7/6) pagi.

Bacaan Lainnya

“Satu hari sebelumnya, korban pernah menyampaikan kepada satu tetangga, sedang mencari MS cucunya. Agar segera kembali pulang,” ujar Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat kepada wartawan, Kamis (9/6/2022).

Tidak ada yang tahu mengapa nenek Wurlin warga Dusun Manggisari, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, itu mencari cucunya Syaifudin yang dirawat sejak kecil. Keterangan didapat polisi itu saat ini tengah didalami sebagai bahan pengungkapan kasus.

“Ada beberapa penjelasan terkait itu. Tapi masih dalam materi pengungkapan. Dan belum bisa kami ungkap hari ini,” tegas Ferli.

Nenek Wurlin ditemukan tewas dengan kondisi tengkorak kepala remuk diduga akibat dipukul benda tumpul. Jasadnya membujur kaku di lantai dapur rumah dengan wajah ditutup bantal.

“Korban mengalami luka di kepala, bagian tengkorak remuk dari depan ke belakang. Diduga dipukul menggunakan benda tumpul,” beber Ferli.

Saat melakukan olah TKP polisi menemukan sebilah pisau, alu, serta ceceran darah mulai dari kamar depan hingga ruang dapur. Jejak kaki juga terlihat bersama bercak di lokasi kejadian.

Polisi masih mengidentifikasi bercak darah itu milik siapa. Apakah akibat luka yang dialami Syaifudin di bagian leher dan perut atau darah dari nenek Wurlin.

Syaifudin sendiri sejak kecil telah tinggal bersama nenek Wurlin. Belum tumbuh dewasa, orang tua Syaifudin meninggal hingga kemudian dirawat nenek Wurlin sampai hari peristiwa berdarah itu terjadi.

Sejumlah warga yang ditemui saat kejadian itu Selasa (7/6/2022) lalu mengatakan, setelah tidak tamat sekolah Syaifudin kerja serabutan dan jarang pulang ke rumah. Keduanya juga seringkali diketahui bertengkar.

Namun warga tidak tahu persoalan apa yang menyebabkan mereka bertengkar. “Terakhir yang terdengar Udin-sapaan akrab Syaifudin, meminta sepeda motor. Tapi tidak dibelikan,” ucap warga yang enggan disebut namanya.

Pos terkait