Satu Pendekar Tewas Dalam Bentrok Antar Perguruan Pencak Silat di Banyuwangi

Polisi dan TNI sedang Bersiaga di Lokasi Bentrok
Polisi dan TNI sedang Bersiaga di Lokasi Bentrok. SUmber Foto: Jatimnow.com

LINTASJATIM.com, Banyuwangi Satu pendekar silat tewas dalam bentrok antara dua perguruan di Dusun Sukomukti, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi.

Dari pantauan jatimnow.com di lokasi, selain menyebabkan korban jiwa, bentrokan itu juga membuat rumah warga dan satu tempat ibadah rusak. Sejumlah botol bersumbu mirip molotov dan sejumlah batu masih berserakan di depan rumah warga.

Bacaan Lainnya

Bentrokan pecah sekitar pukul 02.45 WIB, Kamis (10/3/2022) setelah ratusan pendekar silat salah satu perguruan meluruk Dusun Sukomukti, Desa Sukorejo. Bentrokan terjadi di dalam dusun hingga sekitar pukul 03.30 WIB setelah massa yang meluruk dusun itu terpukul mundur.

Selain terpukul mundur oleh kelompok perguruan silat satunya, salah satu dari kelompok yang meluruk Dusun Sukomukti, Desa Sukorejo itu terkena sabetan senjata tajam hingga meninggal. Beberapa di antaranya juga mengalami luka.

Korban luka dan meninggal awalnya dilarikan ke Puskesmas Kebondalem. Kemudian yang mengalami luka ringan langsung diperbolehkan pulang. Sedangkan korban meninggal dibawa ke RSUD Genteng.

Personel gabungan dari Polresta Banyuwangi dan TNI yang mengamankan lokasi berhasil meredam massa. Kedua perguruan silat itu pun sepakat melaksanakan konsolidasi ke dalam untuk mendinginkan suasana.

Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Didik Hariyanto menjelaskan, kedua massa yang terlibat bentrok itu sepakat untuk mendinginkan suasana.

“Kedua pihak selain sepakat untuk konsolidasi ke dalam anggota, juga menyampaikan kepada seluruh warga dengan permasalahan yang ada. Kedua belah pihak juga sepakat menyerahkan terkait proses hukum yang ada,” jelas Didik.

Penjagaan terus dilakukan oleh petugas gabungan termasuk dari Sat Brimob Polda Jatim.

“Hari ini kita lakukan penyekatan di berbagi titik yang dianggap rawan, seperti di Desa Bangorejo dan Pesanggaran,” tambah dia.

“Untuk antisipasi dari luar daerah, maka kita lakukan penjagaan di perbatasan seperti Jember, Bondowoso, Situbondo dan Bali,” tandas Didik.

Pos terkait