LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Saling ejek di media sosial (medsos) diduga menjadi pemicu bentrokan dua perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Kamis (10/3/2022) dini hari.
Akibat bentrok tersebut, seorang pendekar tewas dan beberapa lainnya mengalami luka.
Polisi masih melakukan penyelidikan atas bentrokan berdarah itu. Penyebab pasti bentrokan itu juga masih terus diusut. Namun ada indikasi bentrokan itu bermula saling ejek antar anggota kedua perguruan silat itu di medsos.
Dari penelusuran jatimnow.com, unggahan video bernada provokatif salah satunya muncul awal Maret 2022. Hingga akhirnya membuat perselisihan semakin meruncing dan menyebabkan dua perguruan silat itu bentrok beberapa kali.
Kabag Ops Polresta Banyuwangi, Kompol Agung Setyo Budi mengatakan, awal bentrok dua perguruan silat ini sebetulnya disebabkan karena video viral yang beredar di medsos.
“Awal konflik karena saling ejek di medsos, padahal tidak ada apa-apa,” jelas Agung kepada wartawan, Kamis (10/3/2022).
Peristiwa mencekan itu terjadi sejak Rabu (9/3/2022). Saat itu, ratusan personel kepolisian dan TNI diterjunkan ke lokasi untuk berjaga-jaga dan memblokade sejumlah titik untuk antisipasi aksi saling serang antar kedua perguruan.
“Kita terjunkan sebanyak 342 personel untuk disiagakan dalam peristiwa ini,” ungkap Agung.
Namun massa kembali bergerak pada Kamis dini hari hingga akhirnya terjadi bentrokan yang mengakibatkan korban jiwa. Polisi dan TNI saat itu sudah berusaha menahan kedua belah pihak.
“Karena kuatnya hoaks dan provokasi sehingga terjadi begitu dan ada korban. Harapannya tidak terjadi lagi dan saling menyadari, cek dulu kebenarannya,” pinta Agung.
Agung juga menginformasikan, pascabentrokan, kondisi di lokasi sudah kembali kondusif.
“Kondisi di lapangan setelah kejadian semalam, kita bisa atasi dengan dibackup oleh rekan TNI bersama-sama menciptakan situasi kondusif,” pungkas Agung.
Source: jatimnow.com