LINTASJATIM.com, Bojonegoro – Densus 88 menangkap seorang terduga teroris, BA (43), di Desa Semen Kidul, Sukosewu, Bojonegoro. BA adalah seorang penjual telur sebelum berhenti karena pondoknya mulai ramai santri.
“Ya ustaz kalau warga sini tahunya, dan biasa dipanggil Abah. Kalau setiap sore hari setelah salat Asar ngajar ngaji anak di rumahnya. Kalau pagi di pondoknya yang ada di desa sebelah,” jelas Kades Semen Kidul Lugito kepada detikcom, Selasa (9/11/2021).
Lugito dan warga desa tidak pernah menyangka kalau selama ini BA punya kegiatan lain yang dilarang oleh pemerintah. Padahal setiap hari BA diketahui oleh warga aktivitasnya hanya mengajar ngaji kalau sore hari. Dan pagi hari di pondoknya yang kebanyakan santrinya berasal dari luar daerah.
“Kalau di sini ngajar anak tetangga, kalau Jumat sore juga pengajian ibu ibu. Beda dengan di pondoknya sendiri yang santrinya usia rata-rata remaja dan khusus laki laki,” kata Lugito.
Lugito menerangkan kehidupan keluarga BA selama ini memang terkenal tertutup, apalagi istri BA yang bercadar. Setiap hari istri BA yang berinisial M hanya keluar rumah saat berbelanja kebutuhan sehari hari.
“Nggak pernah keluar rumah kalau istrinya. Paling keluar rumah kalau belanja, istrinya pakai cadar dan berasal dari Makassar setahu saya. Kalau BA memang asli orang sini. Mungkin suaminya ini dulu teman waktu mondok,” imbuh Lugito.
BA memang sebelum menikah pernah mondok di Jateng. Setelah menikah dia balik ke kampung halaman dan berdagang telur. Namun usaha dagang telur itu telah ditinggalkan setelah pondok yang dibangunnya mulai banyak santrinya.
“Dulu awalnya pernah berjualan telur dan mendirikan pondok di desa sebelah. Baru buat yayasan di rumahnya itu. Kalau yayasan ini baru sekitar satu tahunan. Jadi duluan buat pondoknya,” tandas Lugito.
Pasca-penangkapan BA, kampung saat ini terlihat sepi. Apalagi penangkapan BA yang mempunyai anak empat itu memang tidak diketahui warga karena masih pagi sekali saat ditangkap.
Sumber: detik.com