LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Pegiat dan pemerhati lingkungan Banyuwangi makin gencar menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan daur ulang.
Hal itu bertujuan agar Bank Sampah di Kota Banyuwangi mempunyai nilai jual.
“Nah sekarang saya lagi coba bangun mitra dengan beberapa perusahaan yang mau beli sampah – sampah jenis lainnya,” ungkap Choirul, pegiat dan pemerhati lingkungan Banyuwangi.
Choirul mengatakan, masih banyak sampah di Banyuwangi yang belum memiliki nilai jual. Sebab, belum ada pengepul yang mau menerima sampah tersebut.
“Yang belum ada pengepulnya seperti sterofoam, plastik multilayer, jelantah, dan beberapa jenis sampah yang lain,” jelas Pria yang telah mengikuti kegiatan Silaturahmi Bank Sampah Nasional di Trawas Mojokerto, Sabtu (9/9) lalu itu.
Menurutnya tak semua sampah di Bank Sampah mempunyai nilai ekonomi. Sampah yang memiliki nilai ekonomi diantaranya adalah botol, air gelas mineral, kaleng, besi, kardus dan sejenisnya.
Untuk mewujudkan misi mulianya, Choirul juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Banyuwangi. Tak hanya itu, beberapa penggerak sampah di Kota Banyuwangi juga ikut mengawal jalannya program kerjasama ini.
Ada dua perusahaan yang diajak untuk bermitra adalah PT GSP dan PT GSP. Kerjasama dengan perusahaan daur ulang merupakan komitmen Choirul untuk berkontribusi mengurangi sampah Banyuwangi dan mendongkrak nilai ekonomi melalui daur ulang sampah.
Nantinya PT GSP kerjasama untuk minyak jelantah dan PT KCS untuk sampah plastik jenis sterofoam, mika kue.
“Jadi ada dua perusahaan yang sudah MOU ke popoku berkah. Harapan ke depan bisa menambah perubahan dan income masyarakat kota Banyuwangi di masa pandemi ini,” pungkasnya.