Perjalanan Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, Menaklukkan Pasar Dunia Perikanan Budidaya

Perjalanan Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, Menaklukkan Pasar Dunia Perikanan Budidaya
Perjalanan Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, Menaklukkan Pasar Dunia Perikanan Budidaya

LINTASJATIM.com, Vietnam – Di tengah hiruk-pikuk agenda bisnis yang padat, HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, seorang pebisnis perikanan budidaya dari Indonesia, terus menorehkan langkah strategis untuk menaklukkan pasar dunia.

Perjalanannya kali ini membawanya melintasi beberapa negara di Asia, termasuk Vietnam, China, Hongkong, dan Singapura.

Bacaan Lainnya

Tujuannya jelas, yaitu untuk memperkuat jejaring bisnis dan menandatangani kontrak ekspor rumput laut serta lobster yang menjadi fokus utama perusahaannya, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup).

Perjalanan yang Tak Kenal Lelah

Hari kedua puasa tahun ini, Khalilur masih berada di Vietnam. Selama enam hari, ia telah berpindah hotel sebanyak tiga kali akibat tingginya okupansi penginapan di Hanoi.

Dari Intercontinental West Lake Hanoi, Sheraton West Lake Hanoi, hingga akhirnya menetap di Melia Hanoi, hotel yang sempat menjadi markas Perdana Menteri Timor Leste saat acara ASEAN beberapa hari lalu.

“Ini adalah perjalanan bisnis yang menantang, tetapi juga penuh peluang,” ujar Khalilur.

Rencananya, pada Senin (3/3/2025), ia akan melanjutkan perjalanan ke Shenzhen, China, meninggalkan rekan bisnisnya, Moh. Kabil Mubarok, yang masih menyelesaikan agenda bisnis perikanan budidaya di Hanoi.

Ekspor Lobster dan Rumput Laut: Fokus Utama

Salah satu agenda utama Khalilur adalah mengekspor lobster ukuran 50 gram ke China melalui Hongkong. Namun, bukan hanya lobster yang menjadi perhatiannya. BALAD Grup juga sedang gencar membudidayakan rumput laut di Gugusan Teluk Kangean, Jawa Timur.

“Kami tidak hanya fokus pada lobster, tetapi juga rumput laut. Ini adalah komoditas yang memiliki potensi besar di pasar global,” jelas Khalilur.

BALAD Grup telah membagi area budidaya perikanannya di Teluk Kangean menjadi beberapa lokasi strategis, yang disebut LOKETARU (Lobster, Kerapu, Kerang, Kepiting, Teripang, Anggur Laut, Rajungan, Rumput Laut, dan Udang).

Dengan total area budidaya seluas 90.000 hektar dari total 121.000 hektar di Teluk Kangean, perusahaan ini berambisi menjadikan Indonesia sebagai kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya.

Rencana Besar: Smelter dan Pabrik Pengolahan Rumput Laut

Selain budidaya, BALAD Grup juga sedang memproses pembangunan smelter dan pabrik pengolahan rumput laut di Sumenep dan Situbondo, Jawa Timur.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk rumput laut sebelum diekspor ke pasar internasional, seperti China, Hongkong, dan Singapura.

“Kami tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga ingin memastikan bahwa produk kami memiliki nilai tambah yang tinggi,” tambah Khalilur.

Target Pasar Global

Perjalanan Khalilur ke China, Hongkong, dan Singapura tidak hanya untuk menandatangani kontrak ekspor rumput laut, tetapi juga untuk memperluas jaringan bisnisnya.

Dengan target pasar yang jelas, BALAD Grup optimis dapat membawa Indonesia menjadi pemain utama di industri perikanan budidaya global.

“Kami yakin, dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, Indonesia akan menjadi kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya,” tegas Khalilur.

Mimpi Besar untuk Indonesia

Dengan budidaya lobster di area seluas 8.000 hektar dan rumput laut di 50.000 hektar, BALAD Grup tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian nasional.

Khalilur dan timnya berkomitmen untuk terus mengembangkan usaha perikanan budidaya, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar area budidaya.

Perjalanan Khalilur ini bukan sekadar kisah sukses seorang pebisnis, tetapi juga cerita tentang bagaimana semangat dan kerja keras dapat membawa Indonesia menuju puncak kejayaan di industri perikanan budidaya dunia.

Tunggu kabar selanjutnya dari perjalanan Khalilur dan BALAD Grup dalam menaklukkan pasar global!

Pos terkait