Kreatif! Limbah Popok Disulap Jadi Beragam Kerajinan Tangan Menarik

Hasil Kerajinan Tangan Berbahan Limbah Popok
Hasil Kerajinan Tangan Berbahan Limbah Popok

LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Riza Santoso (32), Warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, berjalan menenteng kresek hitam berisi popok sekali pakai atau diaper. Menyusuri pematang sawah, dia sampai ke sungai dan melempar kresek yang melembung penuh isi itu.

Riza mengatakan dirinya sadar perbuatan itu berdampak buruk pada lingkungan, tapi tak tahu cara lain menyalurkan popok bekas. Diapun lebih sering menguburnya di kebun atau pekarangan.

Bacaan Lainnya

“Kita buang tapi dalam hati merasa miris. Desa kita tetap bersih, karena sampahnya turun ke hilir,” kata Riza di Basecamp KOMPLIT Banyuwangi, Selasa (2/6/2020).

Pengalaman tersebut, diakui Riza, dilakukannya beberapa tahun silam sebelum mengetahui cara mengolah limbah popok tersebut.

Tapi kini dia merasa lega bisa mendonasikan popok-popok bekas itu ke komunitas pendaur ulang sampah. Apalagi putrinya yang berusia 15 bulan menghabiskan sekitar tiga popok per hari, bahkan bisa tujuh popok bila sedang sakit.

Dua minggu sekali dia mengantarkan kresek berisi popok ke Komunitas Peduli Limbah Tamanbaru (Komplit). Diupayakannya juga bisa merangkul posyandu-posyandu desa untuk mengumpulkan popok warga dan dikirim ke komunitas yang berlokasi di Jalan Karangasem, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi itu.

Pendiri KOMPLIT Choirul Anwar mengatakan, pihaknya menerima donasi sekitar 20 kresek popok bekas setiap hari Sebelum pandemi covid. Pihaknya merendam popok-popok itu semalam dengan disenfiktan atau cairan pembunuh kuman dan memisahkan empat bagian yang bisa diolah lebih lanjut.

Air bekas rendaman bisa dijadikan pupuk cair, sementara endapan tinja dan ditambah potongan sayur/sampah organik serta pengurai cacing tanah diolah menjadi pupuk organik. Popok sendiri dibongkar hingga didapati kain yang empuk dan gel yang dikumpulkan terpisah.

Choirul Anwar, Pendiri KOMPLIT

Kain dibuatnya menjadi pot bunga,penganti spon sofa dll, namun sebetulnya bisa dibuat benda lain seperti jok, peredam suara dinding dan pengisi boneka. Sedangkan, gel dicampur cairan kimia buatannya sendiri yang memberi efek seperti lem dan dicetak dalam berbagai bentuk.

“Gel yg sudah disterilkan dengan cairan disenfiktan dapat kami buat kerajinan tangan seperti asbak, ganci, batu bata ringan, dan paving. Tapi seberapa kuat belum diuji. Ramuan khususnya sedang saya daftarkan ke Haki (hak cipta/intelektual),” kata Choirul di rumahnya pada Selasa (2/6/2020).

Tujuh bulan dalam bereksperimen, diakuinya, masih menemukan kendala terutama tempat pengolahan yang terlalu sempit, tenaga yang terbatas dan alat pengeringan kain yang manual, apalagi saat musim hujan. Bila tanpa kendala, komunitas itu sebetulnya mampu mengolah hingga 200 popok per hari.

Produk yang dihasilkan dijual tanpa bandrol harga, yang biasa dibayar pembeli mulai Rp 50 – 100 ribu dibarengi niat berdonasi. Sebagian hasilnya juga didonasikan, baru-baru ini kepada seorang penderita kanker getah bening di Banyuwangi.

“Kebanyakan orang membeli baik offline maupun online di FB,IG : popoku_berkah sambil berdonasi, biar kegiatan popoku berkah tetap jalan, karena mereka tahu saya bermodalkan sendiri. ( Choirul .A)

Pos terkait