LINTASJATIM.com, Magetan – Ketimpangan akses terhadap elpiji subsidi 3 kilogram kembali menjadi sorotan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Meskipun pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memastikan pasokan dalam kondisi aman, sejumlah warga mengeluhkan sulitnya memperoleh gas melon, terutama mereka yang berada di luar wilayah distribusi pangkalan tertentu.
Salah satunya dialami Karti, warga Desa Sambirobyong, Kecamatan Sidorejo. Ia terpaksa harus mencari elpiji ke Kecamatan Magetan lantaran stok di desanya langka. Namun upayanya sia-sia karena pangkalan tempat ia mencari hanya melayani warga sekitar dengan bukti KTP.
“Sudah seminggu susah cari elpiji. Saya sampai ke sini tapi tidak bisa beli karena bukan warga Selosari. Terpaksa masak pakai kayu bakar,” keluhnya, Selasa (24/6/2025).
Pangkalan milik Heri Wibowo di Kelurahan Selosari memang membatasi penjualan hanya untuk warga setempat. Pengelolanya, Wiwid, menyebut pasokan dari Pertamina tetap stabil, dengan jatah harian sebanyak 40 tabung.
“Setiap hari kami dapat 40 tabung. Penjualan dibatasi satu tabung per warga per minggu. Kalau masih ada sisa, baru kami buka untuk pembeli dari luar,” jelas Wiwid.
Ia mengatakan bahwa fenomena langkanya elpiji di beberapa desa diduga terjadi karena meningkatnya konsumsi selama musim hajatan.
“Mungkin karena banyak yang punya acara nikahan, jadi kebutuhan meningkat dan warga dari desa lain cari ke sini,” katanya.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan warga Selosari seperti Agus Wibowo, pedagang gorengan yang masih bisa mendapatkan elpiji subsidi dengan menunjukkan KTP. Meski demikian, pembelian tetap dibatasi.
“Bisa beli, tapi cuma satu tabung per hari. Kadang buat dua hari juga cukup, asal tunjukkan KTP,” ujar Agus.
Di sisi lain, Kepala Disperindag Kabupaten Magetan, Sucipto, menyatakan belum ada laporan resmi terkait kelangkaan. Ia juga menegaskan tidak ada pelarangan penggunaan elpiji subsidi untuk acara hajatan.
“Sampai saat ini belum ada laporan masuk. Tapi yang jelas, tidak ada larangan bagi warga yang punya hajat untuk menggunakan elpiji subsidi,” ujar Sucipto saat dikonfirmasi.
Sucipto menjelaskan, Magetan mendapatkan alokasi sebesar 21.000,9 metrik ton untuk tahun ini dan pengirimannya berjalan normal. Ia juga menyebut pihaknya secara rutin mengajukan kuota tambahan atau fakultatif ke Pertamina Jatimbalinus untuk hari libur nasional.
“Kami ajukan kuota fakultatif setiap tanggal merah agar pasokan tetap aman. Sampai saat ini distribusi masih lancar,” tambahnya.
Meski stok di tingkat kabupaten disebut aman, situasi di lapangan mengungkapkan ketidakseimbangan distribusi antarkecamatan.
Keluhan warga seperti Karti menjadi cermin bahwa sistem distribusi berbasis domisili masih menjadi tantangan yang memerlukan penyesuaian kebijakan agar subsidi tepat sasaran namun tetap adil bagi semua warga.