Kafe di Malang Bikin Big Promo, ASN dan Aparat Harus Bayar 3 Kali Lipat

Kafe Promo Saat Pandemi Covid-19
Kafe Promo Saat Pandemi Covid-19

LINTASJATIM.com, Malang – Keunikan sebuah kafe di Kota Malang dengan big promonya selama PPKM Darurat. Bukan sekedar big promo biasa. Big promo ini diberlakukan bagi ASN dan TNI-Polri untuk membayar 3 kali lipat dari pesanannya.

Cahya Sinda, pemilik Kafe Atitud Coffee Bar mengaku, pembayaran tiga kali lipat bagi ASN serta aparat dinilai paling tepat di masa PPKM darurat. Karena mereka bergaji tepat setiap bulannya. Kondisi itu sangat berbeda dengan pelaku usaha yang terkena dampak PPKM darurat.

Bacaan Lainnya

“Karena mereka memiliki gaji tetap dan tidak terdampak PPKM. Big promo ini hanya untuk take away,” kata Cahya, Kamis (15/7/2021).

Cahya cukup punya alasan memberlakukan bayar tiga kali lipat dari harga normal bagi ASN dan TNI-Polri. Karena orang tuanya berstatus pegawai negeri, begitu juga kakaknya.

Menurut Cahya, pembayaran tiga lipat untuk TNI-Polri dan pegawai pemerintahan secara tidak langsung akan membantu pendapatan usahanya. Selama pengetatan diberlakukan, kata Cahya, pendapatan usahanya menurun drastis.

Upaya mendongkrak pemasukan, dengan memberikan diskon justru tidak akan sebanding dengan pengeluaran.

“Banyak teman-teman lain buat promo diskon dengan potongan harga, tetapi itu justru tidak membantu, untuk menambah pendapatan. Maka, kami kemudian memilih sekalian menaikkan harga bagi pegawai dan aparat,” tegasnya.

Bagi Cahya, pemberlakuan PPKM darurat sungguh memperberat pelaku usaha. Dirinya tak memungkiri big promo pembayaran tiga kali lipat bagi ASN dan aparat merupakan sindiran atas kebijakan cenderung menyusahkan pelaku usaha.

“Ini permainan diksi, seperti pemerintah mengganti lockdown dengan PPKM darurat. Dampaknya kepada kami,” tuturnya.

Cahya baru membuka Atitud Coffee Bar pada 28 Juni 2021 lalu. Usaha yang dirintis mengalami hambatan setelah terbit kebijakan pengetatan untuk pencegahan sebaran virus COVID-19.

“Ya sebelum PPKM bisa Rp 500 ribu seharinya. Tetapi sekarang hanya Rp 100 ribu, bahkan sepi pembeli. Sangat tidak sebanding dengan pengeluaran,” tandasnya.

Pos terkait