Ribuan Mahasiswa UIN SATU Tulungagung Ciptakan Video Komplikasi Durasi 78 Jam, Bisa Masuk MURI

Video Komplikasi Mahasiswa UIN SATU Tulungagung
Video Komplikasi Mahasiswa UIN SATU Tulungagung

LINTASJATIM.com, Tulungagung – Komplikasi video orasi kebangsaan berdurasi 78 jam berhasil dibuat ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung.

Orasi kebangsaan tersebut diklaim merupakan orasi terpanjang. Mereka berencana mencatatkan di rekor MURI.

Presiden Dema UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Mahda Fuad Amiruddin, mengatakan video orasi tersebut dibuat secara daring oleh 5.194 mahasiswa baru.

“Iya, ada rencana untuk mendaftarkan orasi kebangsaan terpanjang ini ke museum rekor,” kata Mahda, Jumat (8/10/2021).

Menurutnya, orasi itu merupakan salah satu bentuk komitmen mahasiwa terhadap NKRI serta nilai-nilai religius.

“Dalam video itu mereka berorasi tentang NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.

Untuk membuat karya kompilasi itu, pihaknya melibatkan seluruh mahasiswa baru. Mereka diminta untuk membuat video orasi pendek dengan durasi rata-rata selama 60 detik.

“Temanya adalah kebangsaan, karena kebetulan video-video tersebut dibuat oleh mahasiswa baru pada bulan Agustus atau bertepatan dengan hari kemerdekaan,” ujar Mahda.

Untuk memproduksi video itu pihaknya membutuhkan waktu hingga satu bulan, karena tim kreatif dan panitia harus mengunduh satu persatu video dari unggahan ribuan mahasiswa.

“Pengumpulan video saja butuh waktu sekitar dua minggu, karena kami harus mengunduh dari google drive,” jelasnya.

Setelah video terkumpul, proses dilanjutkan dengan seluruh orasi mahasiswa itu menjadi satu. Proses tersebut merupakan tahap paling penting dan banyak menemukan kendala.

“Kendalanya banyak ya, ada videonya yang korup sehingga tidak bisa di-render. Kemudian pengambilan video ternyata juga macam-macam ada yang diambil potrait dan lanskap. Padahal kami sudah memberikan petunjuk agar pengambilan secara lanskap,” jelasnya.

Mahda berharap dengan orasi kebangsaan yang dibuat oleh ribuan mahasiswa itu dapat menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan mahasiswa maupun masyarakat.

“Karya ini merupakan salah satu bukti, pandemi bukan penghalang untuk berkarya,” tandasnya.

Pos terkait